REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) mengeluarkan sikap terkait sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan tim pengacaranya kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin.
Ketua Umum Dewan Tanfiziyyah PBNW Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi menyampaikan, NKRI merupakan sumbangan besar para ulama yang wajib dipertahankan selama hayat di kandung badan.
Dia menyatakan, MUI merupakan wadah resmi pemersatu umat Islam dan seluruh organisasi massanya demi menyatukan gerak san langkah dalam mengisi kemerdekaan Indonesia agar selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia.
"Terkait perlakuan tidak senonoh yang dilakukan saudara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan tim pembelanja terhadap KH Ma'ruf Amin dalam kapasitas beliau sebagai saksi adalah penistaan yang berbahaya," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Jumat (3/2).
Pasalnya, KH Ma'ruf Amin merupakan ulama Islam, Ketum MUI, Rais Aam Dewan Mustasyar PBNU. "Hal itu merupakan salah satu bukti serangan sistemik terhadap Islam," ucapnya.
PBNW menyerukan agar umat Islam mewaspadai berbagai ancaman terhadap NKRI, MUI, para ulama, dan ormas Islam; meningkatkan diri, masyarakat, dan organisasi sehingga selaku siap siaga memberikan pembelaan dengan sebaik-baiknya, berpegang teguh kepada ajaran agama, konstitusi negara, serta para ulama dan pemimpin umat, memelihara ukhuwah dab mengutamakan kemaslahatan bersama.
Surat pernyataan ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Dewan Tanfiziyyah PBNW Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi dan Sekretaris Jenderal Dewan Tanfiziyyah PBNW TGH Hasanain Juaini di Pancor, Lombok Timur, NTB.