REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Donald Trump sudah 13 hari jadi Presiden Amerika Serikat (AS). Namun, lebih setengah warga AS sudah rindu dan ingin Barack Obama kembali memimpin Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan perusahaan riset kebijakan publik, Public Policy Polling, 52 persen responden warga AS menginginkan Obama kembali memimpin. Sementara hanya 43 persen responden yang mengaku senang Trump berada di Gedung Putih saat ini, demikian dilansir The Independent, Jumat (3/2).
Selain itu, 40 persen responden menginginkan presiden baru mereka di-impeach. Angka ini naik dari 35 persen pada jajak pendapat sebelumnya yang berselang hanya sepekan. Lebih dari 500 orang juga sudah menandatangani petisi kampanye Impeach Trump Now karena Trump dinilai belum sepenuhnya menjauh dari gurita usaha real esatenya saat ini.
Trump yang memenangkan pemilihan Presiden AS pada November 2016 lalu juga terus merosot popularitas politiknya. Bahkan popularitas Trump disebut sebagai yang terendah dalam sejarah moderen Amerika Serikat.
Sebagian besar penyebanya adalah kebijakan yang dibuat Trump. Hanya 26 persen responden yang setuju pelarangan Muslim masuk ke AS. 54 persen responden menentang usulan agar AS membayar biaya pembangunan dinding pembatas dengan Meksiko. Dinding ini diprediksi akan menelan biaya 14 miliar dolar AS dan Meksiko sudah berjanji tak mau ikut sumbang dana.
Dalam kampanyenya, Trump pernah menyebut akan mengganti Obamacare dengan program Affordable Care Act. Hanya 41 persen responden yang menentang itu.
Kepala Tim Strategi Trump, Steve Bannon, bahkan hanya didukung 19 persen responden. Dan hanya sekitar sekitar sepertiga responden yang menilai ide penempatan Bannon sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Nasional sebagai ide bagus.
Jajak pendapat ini dilakukan terhadap 725 orang teregistrasi pada 30-31 Januari lalu dan 80 persennya diwawancara melalui telepon. Margin of error metode jajak pendapat ini sebesar 3,6 persen.