REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Ali Munhanif menilai, sikap Ahok terhadap Ketua MUI, KH Ma'rauf Amin di persidangan lanjutan kasus penistaan agama, kurang menghormati budaya masyarakat Indonesia. Itu tak lain karena dari sisi kultural, masyarakat Indonesia sangat menghormati ulama.
"Dalam persidangan kemarin dia (Ahok) benar-benar menunjukan seorang tokoh yang secara kultural kurang ada attachment dengan budaya masyarakat Indonesia, di mana ulama sekalipun dalam posisinya sebagai saksi di pengadilan, itu melekat di dalamnya karakter-karakter yang dihormati masyarakat, mempunyai jasa yang besar kepada masyarakat," kata Ali saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (4/2).
Ali juga menyebut perlakuan Ahok di persidangan tersebut sebagai sebuah kesalahan atau blunder. Kesalahan tersebut menurutnya, menjadi bukti nyata kalau Ahok benar-benar tidak menghormat budaya masyarakat Indonesia yang biasanya menghormati ulama.
"Sehingga, semestinya kalau seorang pidana tapi dia mempunyai attachment terhadap kebudayaan (Indonesia) itu tidak akan membuat blunder semacam itu," ucap Ali.
Perlakuan Ahok tersebut juga menunjukan sifat asli dari seorang Ahok yang selama kamoanye dan debat kandidat, bisa mengontrol diri. "Dalam debat dia (Ahok) bisa mengontrol diri dengan baik, tapi dalam sidang benar-benar keluar aslinya," terang Ali.
Seperti diketahui, dalam persidangan lanjutan kasus penistaan agama, Ahok mendesak KH Ma'ruf Amin untuk mengakui pernah mendapat telpon dari SBY yang berisi pesan terkait fatma MUI soal penistaan agama. Malahan, Ahok beserta tim kuasa hukumnya mengancam akan memproses hukum KH Ma'ruf Amin jiga tidak mengakui.