Sabtu 04 Feb 2017 17:00 WIB

Masjid Canberra, Pusat Dakwah dan Kegiatan Muslim Australia

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Masjid Canberra, Australia
Foto: http://isact.org.au
Masjid Canberra, Australia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Salah seorang penduduk Muslim di Canberra, Ahmed Youssef, mengatakan, kehidupan Muslim di sana sangat majemuk. “Mereka berasal dari negara yang berbeda-beda,” katanya. 

Ia telah menikmati kehidupan sebagai Muslim selama 40 tahun. Hingga kini, karena anak-anaknya juga telah menetap di sini, Youssef pun tak berkeinginan untuk kembali ke negara asalnya, Mesir.

Ia menilai, para penduduk di Canberra bisa menghormati masalah kebebasan beragama. “Beda sekali dengan negara asal saya, di sini kebebasan beragama sangat dihormati. Anda bisa beribadah, berpikir, menulis, atau menyatakan pendapat dengan bebas,” ujarnya.

Di Canberra sendiri, ada sekitar sembilan masjid dan mushala yang bisa digunakan untuk beribadah. Di antaranya, mushala di Australian National University, University of Canberra, London Circuit, Tiptree Crescent-Gunghalin, dan Queanbeyan. Sedangkan, kita bisa menemukan masjid di Canberra Islamic Centre, Canberra Empire Circuit, Masjid Al Taqwa, dan tentu saja Masjid Canberra .

Masjid Canberra menjadi salah satu masjid yang banyak dikunjungi oleh Muslim yang sedang mengunjungi kota ini. Bangunannya tidak terlalu besar dan dikelilingi dengan halaman padang rumput yang luas. Meski tak terlalu besar, bangunan masjid tersebut terlihat indah. Semburat warna putih dan kuning emas mendominasi. Kubah masjid ini pun terlihat mirip dengan tenda-tenda haji di Arab Saudi. Sebuah menara langsing dengan bentuk seperti jarum setinggi 30 meter melengkapinya.

Di pintu masuknya, terdapat pagar dengan warna kuning emas. Di atas pintu terdapat tulisan nama masjid ini, “Canberra Mosque”. Memasuki beranda, terlihat warna lantai keramik dengan warna kuning cokelat dan tiang-tiang penyangga. Di sekelilingnya, terlihat deretan rak sepatu, karpet, dan rak buku. Terdapat pula sebuah kotak yang berisikan sandal bagi yang ingin mengenakannya saat berwudhu.

Masjid ini masih mempunyai keterikatan dengan Indonesia. Duta besar Indonesia yang ditugaskan di Australia sekitar 1950-an, yaitu Dr AY Helmi, menjadi salah satu inisiator pembangunan masjid. Pada 1960 masjid tersebut mulai dibangun dengan dipelopori oleh tiga negara di luar Australia, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.

Canberra juga memiliki sekolah-sekolah Islam. Di antaranya, Canberra Islamic School dan Islamic School of Canberra. Menjadi sekolah Islam di negara ini, visi dan misi yang diembannya, yakni untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang beragam dan menghargai peran sentral pendidikan untuk membangun generasi masa depan.

Uniknya, sekolah ini juga melibatkan guru-guru yang bukan non-Muslim di dalamnya. Nilai-nilai moral yang dipegang oleh orang Australia, seperti kesopanan dan disiplin, bisa diintegrasikan dalam pembelajaran bagi siswa Muslim di sana.

Selain itu, menemukan toko dan restoran yang menyediakan makanan halal di Canberra tidak terlalu sulit. Ada beberapa restoran yang telah memampang logo dan pengumuman bahwa makanan yang dijual mereka telah halal. Sedangkan untuk restoran lainnya, mereka tidak keberatan jika kita menanyakan menu yang mereka sediakan berasal dari bahan apa dan halal atau tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement