REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menganggap wajar jika umat Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU) marah karena perlakuan kasar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terhadap KH Ma'ruf Amin.
"Ahok dengan kekurangajarannya sendiri, telah memukul pada sisi yang paling sensitif dari warga NU, yakni rais aamnya KH Ma'ruf Amin," kata Ismail saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (4/2).
Maka dari itu, Ismail meminta Ahok untuk segera meminta maaf secara langsung dan mengakui kesalahannya. Itu tak lain karena, menurut dia, permintaan maaf yang dilakukan Ahok kepada KH Ma'ruf Amin belumlah cukup.
"Permintaan maaf melalui video itu belum cukup, apalagi dalam permintaan maafnya kan dia (Ahok) bilang 'kalau tersinggung'. Orang sudah jelas-jelas tersinggung. Ya, ini memang orang ini sudah nggak beres. Orang kalau salah ini nggak usah pake catatan 'kalau tersinggung', bilang saja 'saya merasa salah saya minta maaf'," ujarnya.
Namun begitu, sekalipun nantinya Ahok meminta maaf, tuduhannya terhadap KH Ma'ruf Amin yang menyebutkan telah mengeluarkan fatwa penistaan agama berdasarkan pesanan SBY tetap harus diproses hukum.
"Meminta maaf itu wajib, tapi secara hukum itu (tuduhan terhadap KH Ma'ruf Amin) harus diproses," kata Ismail.