REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Masid Kota Quebec kembali dibuka untuk umat Islam melaksanakan ibadah. Pembukaan terhitung enam hari setelah tragedi penembakan.
Presiden Masjid Mohamed Yangui mengatakan, ibadah pertama dilakukan pada pukul 06.00 waktu setempat. Ia berpendapat, tragedi penembakan memang meninggalkan perasaan yang menyakitkan, tapi harus ada sisi positifnya.
"Baik untuk kembali dibuka karena masjid milik Allah, milik Tuhan, harus dibuka," kata Yangui seperti dilansir Macleans, Ahad (5/2).
Ia menekankan, melaksanakan shalat merupakan suatu tugas, sekalipun itu harus dilaksanakan dengan hati yang sakit. Karena renovasi berlangsung, jamaah pria shalat di lantai satu dan wanita di ruang bawah tanah.
Awal pekan ini, masyarakat diizinkan masuk ke dalam untuk melihat dinding yang penuh dengan bekas peluru dan berlumuran darah. Sebagai bagian dari perbaikan, ia menuturkan, dekorasi masjid akan mengalami perubahan.
"Kami tidak ingin melupakan, tapi kami ingin orang-orang bisa berjalan tanpa terbebani kenangan buruk," ujar Yangui.
Sebelumnya, enam orang tewas ketika pria bersenjata menembaki masjid dan jamaah yang tengah shalat Isya. Untuk menandai tragedi itu, akhir pekan ini kota-kota di Kanada rencanaya akan menggelar pertemuan.