Senin 06 Feb 2017 06:54 WIB

Mensos Salurkan Bantuan Rp 1,5 Miliar untuk Bencana Alam Jatim

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mengamati halaman rumahnya yang rusak akibat banjir di Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (6/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Warga mengamati halaman rumahnya yang rusak akibat banjir di Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan bencana alam untuk Jawa Timur senilai total Rp 1,5 miliar. Sebesar Rp 389.138.000 digelontorkan untuk Kabupaten Pasuruan yang kini tengah dilanda banjir.

Bantuan diserahkan Mensos kepada perwakilan warga saat meninjau korban banjir di Kelurahan Kedung Ringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (5/2). Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk paket lauk pauk, matras, selimut, kidsware, family kit, foodware dan tenda gulung. 

Mensos juga memastikan pelayanan maksimal kepada para pengungsi, khususnya Dapur Umum Lapangan (Dumlap) yang didirikan Taruna Siaga Bencana (TAGANA). Meski masa tanggap darurat telah berakhir, Khofifah meminta Dumlap tetap secara kontinyu memberikan layanan di empat posko pengungsi. 

"Dapur umum lapangan yang dikelola Tagana melayani sembilan kecamatan yang terdampak banjir. Per hari, dapur umum mampu menyiapkan enam ribu bungkus makanan dan lauk pauk," ujar Khofifah, Ahad (5/2).

Mensos telah mengintruksikan 33 ribu personil Tagana diterjunkan membantu korban banjir di sejumlah daerah di Indonesia. Menurut Khofifah, kesiapsiagaan Tagana sangat penting mengingat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 323 kabupaten/kota di Indonesia sangat rawan bencana.

"Ujung tombak pada saat terjadi bencana alam adalah Tagana dan hari ini ada 33 ribu personil Tagana bersiap terutama antisipasi terhadap banjir dan tanah longsor," ujar Mensos.

Khofifah menambahkan, Tim Layanan Psikososial yang beranggotakan tujuh orang juga telah bergerak memberikan dukungan psikososial kepada 120 anak dan kelompok rentan lainnya. Direktur Bencana Alam Kemensos, Adhy Karyono mengatakan banjir di Kabupaten Pasuruan menerjang sembilan kecamatan. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi, secara bersamaan air laut pasang, ditambah terjadinya pendangkalan  sungai.

Menurut Adhy, solusi untuk mengurangi genangan diperlukan normalisasi sungai, mitigasi berupa penanaman pohon di hulu. Selain itu juga perlu peringatan dini tentang potensi hujan untuk mengurangi risiko ketika banjir.

"Banjir kali ini adalah banjir tahunan yang paling berat dimana selama hampir 2,5 bulan daerah tertentu seperti di Kecamatan Beji yaitu Kedung Ringin dan Kedung Boto terus tergenang," kata Adhy.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement