REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Wisatawan asal Belanda, Hans, menikmati permainan rakyat Maluku, bambu gila, yang digelar di Jalan Sultan Khairun, kota Ambon, Ahad (5/2( petang. Atraksi ini digelar dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017.
Salah seorang wisawatan, Hans tertarik dengan atraksi para pemain bambu gila sehingga ingin mencobanya. Dia dan enam pemain bambu gila dipandu pawang, Opa Pede, mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah para penonton yang memadati kawasan yang ditutup sejak pukul 15.00 WIT itu.
Pria itu mengaku tertarik dengan atraksi bambu gila yang sebelum diperagakan, diberi manteri oleh pawang. "Awalnya, bambu yang dipegangterasa berat. Apalagi bila digerakkan pawang sesuai gerakan tangannya sehingga terasa berat dan harus dipeluk erat," ujarnya.
Menurut dia, permaianan rakyat Maluku itu sebaiknya diperagakan secara rutin karena sangat menarik bagi wisatawan mancanegara.
Selain bambu gila, permaian rakyat lainnya yang diperagakan adalah tarian saureka-reka, tarompa panjang, gici-gici, enggran, asen, benteng dan lompat tali.
Ketua Umum Panitia Daerah HPN 2017, Hamin Bin Thahir mengemukakan, peragaan permaian rakyat itu merupakan idenya yang ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pesona wisata unggul di berbagai daerah termasuk Maluku. "Saya sejak awal menyusun jadwal telah mengarahkan bidang acara agar menampilkan permaian rakyat sehingga menarik perhatian masyarakat dan para tamu HPN dan Maluku Expo," ujarnya.
Permainan rakyat akan digelar sejak 5 hingga 8 Februari 2017 oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, Taman Budaya setempat dan Dinas Pariwisata Pemkot Ambon. "Para siswa, baik SD, SMP, SMA maupun sanggar - sanggar akan menampilkan permainan rakyat yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan leluhur," ujarnya.
Hamin yang juga Sekda Maluku itu menginginkan permainan rakyat khas Maluku tidak saja ditampilkan untuk disaksikan para peserta HPN dari 33 provinsi. Tetapi juga ditawarkan kepada mereka untuk ikut memeragakannya.
"Peserta HPN dari provinsi lainnya nantinya diajak untuk bermain dengan dipandu pelatih dari masing-masing permainan rakyat sehingga suasana lebih semarak," ujarnya.
Terobosan ini guna menunjukkan bahwa Indonesia sesunguhnya memiliki aneka budaya khas yang bila dikelola optimal bisa mendukung pengembangan sektor lain, terutama pariwisata. "Kami menginginkan peserta dari provinsi lain mengetahui bahwa Maluku memiliki permaian rakyat yang khas sehingga sekembalinya ke daerah asal turut mempromosikan. Sekaligus berperanserta menjadi 'filter' bila ada komplain negara lain bahwa itu berasal dari negara mereka," tandas Hamin.