REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2016 diyakini bisa menyentuh angka 5,08 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi untuk kuartal keempat mencapai 5,19 persen secara tahun ke tahun, atau minus 1,67 persen untuk kuartal ke kuartal.
Proyeksi tersebut diungkapkan Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Damhuri Nasution menjalang pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini. Pada hari ini, Senin (6/2) BPS akan merilis realisasi angka pertumbuhan ekonomi pada 2016.
Damhuri menjelaskan, motor pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan laju inflasi yang terkendali dan tren suku bunga yang menurun serta indeks kepercayaan konsumen yang relatif tinggi.
Sementara itu Damhuri menilai bahwa belanja pemerintah terlihat tumbuh lebih pesat setelah konsolidasi fiskal yang dilakukan Pemerintah pada kuartal ketiga. Ia juga menilai bahwa investasi tumbuh relatif baik sejalan dengan penurunan suku bunga serta perbaikan sentimen pelaku bisnis.
"Ekspor yang sejak tahun 2015 tumbuh negatif (kontraksi) diproyeksikan mulai kembali tumbuh positif pada kuartal keempat 2016," ujar Damhuri, Senin (6/2).
Bank Dunia sebelumnya mengalurkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2016 bertengger di angka 5,1 persen. Sementara pemerintah mengaku optimistis pertumbuhan tahun lalu bisa menembus 5,0 persen.