REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di kalangan para wisatawan dunia, Mali dikenal dengan eksotisme masjid-masjidnya yang terbuat dari lumpur. Ada Masjid Agung Djenne dan Masjid Sankore.
Dibangun pada abad ke-13, Masjid Djenne terbuat seluruhnya dari lumpur. Inilah bangunan lumpur terbesar di dunia. Bersama Kota Tua Djenne, masjid ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1988.
Meski terbuat dari lumpur, bukan berarti bentuknya tak berarturan. Masjid Djenne yang mengusung gaya arsitektur Sudano-Sahelian bahkan tampak sangat cantik dan eksotis. Bangunan Masjid Djenne yang ada sekarang merupakan hasil renovasi pada 1907 menyusul terjadinya banjir yang melanda bangunan ini.
Pascarenovasi tersebut, masjid mengalami beberapa perubahan bentuk dibanding bentuk aslinya. Jumlah menara yang sebelumnya berjumlah dua ditambah satu agar simetris. Tiga menara tersebut berada di arah kiblat. Karena renovasi dilakukan oleh Prancis, beberapa pengamat menilai, gaya masjid tersebut sedikit dipengaruhi gaya gereja, tapi dengan desain dasar khas Afrika.
Masjid lumpur ini masih berdiri tegak hingga saat ini. Masyarakat setempat pun bahu-membahu melestarikannya. Sejak 1996, misalnya, mereka melarang non-Muslim memasuki masjid. Larangan ini bermula ketika majalah Vogue melakukan pemotretan di lokasi masjid dengan model wanita berbusana seronok.