REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi mengeluarkan surat edaran mengenai kewaspadaan menghadapi penyebaran antraks, flu burung, dan rabies. Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran penyakit pada hewan ternak dan hewan peliharaan.
"Surat edaran tersebut sudah dikeluarkan sejak akhir Januari 2017 lalu," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Winda Sri Rahayu kepada Republika Senin (6/2).
Hal ini menyusul merebaknya kasus penyakit antraks di daerah lain. Fenomena itu lanjut Winda disikapi pemkab dengan menerbitkan surat edaran kewaspadaan menghadapi penyakit antraks ke 47 kecamatan di Sukabumi. Isi edaran tersebut terang dia yakni meminta masyarakat melaporkan kepada petugas ketika ada hewan ternaknya yang sakit dan mati.
Winda mengatakan, masyarakat diminta tidak mengonsumsi hewan ternak yang mati akibat sakit tersebut. Ia mengimbau warga melaporkan kasus itu ke petugas untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini untuk mencegah sejak dini penyebaran penyakit antraks.
"Saat ini belum ada temuan sapi yang antraks di wilayah Sukabumi," ungkap Winda. Meskipun demikian lanjut dia pemkab tetap mewaspadai kemungkinan munculnya kasus tersebut.
Salah satunya dengan meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak yang masuk dari berbagai daerah ke Sukabumi. Upaya pemeriksaan hewan ternak itu terang dia dilakukan di wilayah perbatasan.
Selain antraks ujar Winda, dalam surat edaran juga disebutkan kewaspadaan menghadapi penyebaran penyakit flu burung dan rabies. Pasalnya, Sukabumi memang belum terbebas dari penyakit tersebut.
"Peternak unggas sudah diminta untuk meningkatkan biosecurity dan memberikan vitamin pada hewan ternak," terang Winda. Terlebih, pada kondisi bulan basah akibat intensitas hujan berpengaruh pada penyebaran penyakit.
Sementara untuk rabies kata Winda, petugas menggiatkan penyuluhan dan vaskinasi hewan peliharaan. Hal ini dilakukan rutin dilakukan untuk mewaspadai penyebaran rabies.