Senin 06 Feb 2017 16:12 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Andalkan Konsumsi Rumah Tangga

Red: Nidia Zuraya
Pedagang melayani pembeli di pasar tradisional.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pedagang melayani pembeli di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penguatan konsumsi rumah tangga masih menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 yang mencapai 5,02 persen.

"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menguat dan tumbuh positif," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (6/2).

Suhariyanto menjelaskan peningkatan konsumsi rumah tangga hingga tumbuh 5,01 persen tersebut didukung oleh kinerja positif di sektor transportasi dan komunikasi serta kelompok restoran dan hotel. "Salah satu penyebab perbaikan kinerja di sektor transportasi dan komunikasi karena penjualan mobil penumpang yang tumbuh tinggi," ujarnya.

Selain itu, kata Suhariyanto, kinerja perekonomian didukung oleh konsumsi lembaga non profit melayani rumah tangga yang ikut tumbuh tinggi sebesar 6,62 persen, sepanjang 2016. "Konsumsi ini didukung oleh meningkatnya kegiatan ormas dan parpol untuk persiapan maupun kampanye pilkada serentak serta peningkatan kegiatan organisasi bantuan kemanusiaan," katanya.

Lihat juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2017 akan Alami Perlambatan

Suhariyanto mengatakan kinerja perekonomian juga didukung oleh pembentukan modal tetap bruto, yang tumbuh 4,48 persen. Sektor investasi ini sedikit melambat, namun ikut memberikan kontribusi kepada perekonomian nasional.

"Pertumbuhan barang modal jenis kendaraan dan peralatan lainnya yang tinggi terkoreksi oleh kontraksi barang modal jenis mesin dan perlengkapan serta kontraksi belanja modal pemerintah untuk bangunan maupun infrastruktur," kata Suhariyanto.

Meski demikian, tambah dia, kinerja konsumsi pemerintah justru terkontraksi pada 2016, dan hanya tercatat negatif 0,15 persen, karena adanya penurunan belanja bantuan sosial.

Sektor ekspor juga mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 1,74 persen, meski berkinerja positif pada triwulan IV-2016. Ekspor barang migas maupun nonmigas masih terkontraksi, namun ekspor jasa terbantu oleh meningkatnya jumlah wisatawan.

"Impor juga masih terkontraksi tumbuh negatif 2,27 persen, karena turunnya impor bahan baku dan bahan penolong seiring dengan perlambatan industri manufaktur," katanya.

Secara keseluruhan, sektor konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar dalam PDB yaitu mencapai 56,5 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto 32,57 persen dan ekspor 19,08 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement