REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri tahun ini akan fokus pada penyaluran kredit ke sektor infrastruktur. Dengan porsi kredit korporasi sekitar 40 persen ke sektor infrastruktur.
Hal itu juga untuk meningkatkan kredit korporasi pada 2017. Ada beberapa proyek yang akan dilakukan perseroan, seperti mengalirkan kredit sindikasi ke bandara Kulon Progo dengan porsi kredit Rp 1 triliun, serta aliran kredit untuk pembangunan kereta bandara sebesar Rp 1 triliun di awal tahun ini.
Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, secara keseluruhan kredit korporasi tahun ini akan tumbuh 10 sampai 11 persen dan menjadi andalan. Sebelumnya, bank berpelat merah ini mencatat outstanding kredit korporasi di atas Rp 220 triliun. "Nah, kami dapat membiayai Rp 5 triliun di tahun ini saja sudah baik," ujarnya, di Jakarta, Senin, (6/2).
Ia menambahkan, perseroan memprediksi plafon kredit korporasi tahun ini mencapai Rp 30 triliun. Sekitar 40 persen kredit untuk infrastruktur, sisanya untuk komoditas, perdagangan besar, manufaktur serta konstruksi.
Pihaknya juga tetap mengincar sektor lain. Royke menyatakan, akan memberikan kredit ke komoditas yang masih potensial seperti sawit dan karet. "Harga komoditas sekarang mulai naik, tapi kami memperkirakan kredit sektor komoditas tidak akan besar dibandingkan pertumbuhan kredit infrastruktur," ujar Royke.
Dengan pertumbuhan kredit ke komoditas yang masih kecil maka portofolionya hanya 10 persen. Royke menuturkan, komoditas lain yang menjadi incaran Bank Mandiri adalah pertambangan seperti timah dan batu bara. Penyaluran kredit ke sektor pertambangan nantinya akan mengikuti kondisi pasar.