REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Gubenrur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam menyebutkan, zikir akbar merupakan salah satu sarana religi untuk mempersatukan umat muslim.
"Zikir dan doa bersama jadi media penguatan pemersatu umat Muslim," kata Nur Alam, pada zikir akbar dan doa bersama yang yang dilakukan Pemrov Sultra di pusatkan di Masjid Alkautsar Kendari, Senin (6/2).
Dengan demikian, katanya, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang disebutk Gerakan Sultra Beribadah Birokrat Bertakwa Masyarakat Sejahtera.
Zikir akbar yang dipimpin Ustaz KH Muhammad Arifin Ilham tersebut, dihadiri sekitar 10.000 umat Islam di Kendari.
Nur Alam mengatakan, gagasan Gerakan Sultra Beribadah Birokrat Bertakwa Masyarakat Sejahtera tersebut dalam rangka memberikan pembinaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di jajaran
pemerintah.
"Dimana di dalamnya, telah diawali dari mewajibkan para pegawai laki-laki muslim salat subuh dan Jumat berjamaah, pengajian bergilir dijajaran SKPD dan, kali ini menggelar zikir akbar dan doa bersama," katanya.
Menurut dia, selain untuk mempersatukan umat muslim, dzikir akbar tersebut juga dalam rangka pembinaan kualitas spritual keuagaan umat, memberikan efek kesejaahteran, daya saing dan peningkatan kualitas hidup yang tercermin dari ketentraman hati manusia itu sendiri.
"Intinya, gagasan tersebut jadi rangkaian pembinaan kualitas sumber daya manusia dijajaran pemerintah daerah. Sehingga, bisa meningkatkan kedisiplinan, tanggungjawab dan peningkatan kinerja yang menciptakan birokrasi bersih dan transparan," katanya.
Sementara itu, Muhammad Arifin Ilham saat memberikan pencerahan kepada jemaah dzikir, mengatakan dalam kehidupan dunia tidak ada yang kekal, semua manusia akan kembali menghadap kepada Tuhan. Sementara kehidupan kekal hanyalah kehidupan akhir.
"Kita hidup ini hanyalah sementara, dunia bukanlah kehidupan kekal. Sedangkan hidup di akhirat bukan hanya satu abad, 100 abad, sejuta abad, atau semiliar abad, tapi selamanya," katanya.
Selanjutnya, Arifin Ilham memimpin zikir dan doa bersama, tidak sedikit jamaah yang larut dalam haru, begitu pula dengan Gubernur Nur Alam yang ikut bercucuran airmatanya, seraya memohon ampunan.