REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin minta Fox News minta maaf kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena saat presenternya melakukan wawancara dengan Presiden AS Donald Trump, ia menggambarkan Putin sebagai pembunuh.
Kremlin menilai Host Fox News Bill O'Reilly tidak pantas bersikap seperti itu. "Kami menilai kata-kata Fox TV tak bisa diterima dan menghina. Jujur saja kami meminta Fox TV untuk minta maaf," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Senin, (6/2).
Pandangan Trump terhadap Putin memang berbeda dari lainnya. Intelijen AS bahkan menuding Moskow membantu memenangkan Trump dalam pemilihan presiden di AS. Selama ini Trump juga dinilai terlalu sering memuji Putin.
Saat disinggung soal Putin yang digambarkan sebagai pembunuh, Trump mengatakan, seberapa bersih Amerika. Amerika juga sering membuat kesalahan.
Putin telah 17 tahun mendominasi lanskap politik Rusia. Ia dituduh oleh beberapa kritikus Kremlin telah memerintahkan pembunuhan terhadap lawan-lawan politiknya. Namun Putin dan Kremlin berulang kali menolak tuduhan tersebut sebagai tuduhan yang bermotif politik dan palsu.
Pada bulan Januari tahun lalu, seorang hakim Inggris menyatakan ada kemungkinan Putin memerintahkan dilakukan pembunuhan terhadap mantan agen KGB Alexander Litvinenko di London. Namun Trump mengatakan, ia tak melihat ada bukti Presiden Rusia itu bersalah.
"Pertama-tama, dia bilang dia tidak melakukannya. Banyak orang mengatakan itu bukan dia. Jadi siapa yang tahu siapa pelakunya?", kata Trump.
Hingga saat ini Fox News dan O'Reilly tak memberikan komentar soal hal ini.