Selasa 07 Feb 2017 07:49 WIB

Mensos Harap WNI yang Dideportasi dari Turki Bisa Diterima Kembali

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa (kanan) bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius (ketiga kanan) berjalan usai menemui 75 WNI Temui WNI Terduga ISISyang diduga terlibat dalam kelompok radikal di Suriah, J
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa (kanan) bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius (ketiga kanan) berjalan usai menemui 75 WNI Temui WNI Terduga ISISyang diduga terlibat dalam kelompok radikal di Suriah, J

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa berharap masyarakat menerima kembali Warga Negara Indonesia (WNI) dari Turki yang kembali ke Tanah Air. Hal ini diungkapkannya setelah sebelumnya beberapa WNI dideportasi dari Turki saat akan menuju Suriah.

Khofifah mengatakan, penerimaan ini tidak terlepas dengan hubungan persaudaraan yang masih dimiliki antar masyarakat Indonesia. Untuk itu, dia berharap, masyarakat dapat merangkul dan memberikan pemahaman atas bahaya radikalisme dan terorisme. “Perlakukan dengan baik sehingga proses reintegrasi dan resosialisasi bisa berjalan sesuai harapan," ungkap Khofifah melalui pesan singkat Republika.co.id, Senin (6/2).

Menurut Khofifah, pengucilan yang dilakukan masyarakat akan berdampak negatif terhadap mereka. Hal inilah yang akan menghambat proses reintegrasi sosial WNI terduga ISIS tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin, lanjutnya, mereka kembali ke pemahaman yang salah dan bergabung dengan kelompok radikal jika masyarakat memperlakukan mereka dengan tidak baik.

Khofifah menegaskan, akan mencoba mengomunikasikan dengan pemerintah daerah asal WNI yang dideportasi dari Turki. Harapannya, pemerintah daerah bisa menjemput mereka sehingga mereka merasa diperhatikan.

Sebagai informasi, saat ini sebanyak 75 WNI ditampung di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur. Rinciannya, 41 orang dewasa yang mana 24 di antaranya perempuan dan 34 orang anak-anak. Proses trauma healing dan trauma konseling tengah dilakukan terutama kepada anak-anak sebelum nantinya mereka kembali ke daerah masing-masing.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement