Selasa 07 Feb 2017 16:58 WIB

Tak Ada Paceklik, Harga Beras Stabil

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Beras
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu stabil. Hal itu menyusul tak adanya masa paceklik yang biasanya terjadi setiap akhir tahun hingga awal tahun.

 

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Selasa (7/2), harga beras premium kualitas satu mencapai Rp 10 ribu per kg, beras kualitas dua Rp 9.500 per kg dan beras kualitas tiga Rp 9.000 per kg.

 

Sedangkan beras medium kualitas satu, harganya Rp 9.000 per kg, beras kualitas dua Rp 8.500 per kg dan beras kualitas tiga Rp 8.000 per kg. "Walau sekarang bulan dua (Februari), tapi harga beras stabil, tidak mengalami kenaikan seperti tahun-tahun sebelumnya," kata pemilik kios beras Alaydroes Pasar Baru, Wahyudi kepada Republika.

 

Wahyudi mengatakan, stabilnya harga beras sejak beberapa bulan terakhir disebabkan tidak adanya masa paceklik. Hal itu menyusul banyaknya petani yang melakukan tanam gadu II (IP 3) pada 2016 lalu.

 

Akibatnya, panen di Kabupaten Indramayu pada 2016 menjadi tidak terputus. Panen gadu 2016 yang telah berakhir, langsung disambung dengan masa tanam gadu II dan tanam rendeng 2016/2017. Saat ini, para petani yang melakukan tanam gadu II sudah mulai panen. Panen inipun akan disambung dengan panen rendeng mulai Maret mendatang. "Jadi bulan depan harga beras akan turun karena semakin banyak petani yang panen," terang Wahyudi.

 

Kondisi tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, usai panen gadu, para petani akan membiarkan lahannya beberapa bulan sambil menunggu musim rendeng (hujan) datang. Akibatnya, terjadi masa paceklik yang membuat harga beras naik pada akhir tahun hingga awal tahun karena tidak ada lahan yang panen.

 

Salah seorang pedagang beras keliling di Kecamatan Indramayu, Sukri menambahkan, tidak adanya masa paceklik pada 2016 memang memudahkannya dalam memperoleh gabah untuk selanjutnya digiling menjadi beras. Padahal, biasanya pada akhir tahun hingga awal tahun dia sulit memperoleh pasokan gabah. "Biasanya harga gabah tinggi sehingga harga beras juga menjadi tinggi," tutur Sukri.

 

Terpisah, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, membenarkan tidak adanya masa paceklik pada akhir tahun dan awal tahun ini. Hal itupun akhirnya membuat harga gabah dan beras menjadi stabil. "Lumayan stabil, tidak ada lonjakan harga," terang Sutatang.

 

Sutatang menjelaskan, untuk lahan yang tanam gadu dua (IP 3), 80 persen sudah panen sejak Januari. Produksi panen gadu dua itu rata-rata mencapai tujuh sampai delapan ton gabah kering panen (GKP) per hectare, dengan harga berkisar antara Rp 4.000 – Rp 4.200 per kg.

 

Sedangkan untuk lahan yang tanam rendeng 2016/2017, saat ini masih belum panen. Diperkirakan panen baru akan terjadi pada Maret 2017 mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement