Selasa 07 Feb 2017 16:56 WIB

Pakistan Dukung Kashmir Merdeka

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Hubungan Erat Pakistan-Indonesia. Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem memberikan paparan saat kunjungan media ke redaksi SKH Republika, Jakarta, Kamis (7/1).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Hubungan Erat Pakistan-Indonesia. Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem memberikan paparan saat kunjungan media ke redaksi SKH Republika, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakistan terus mendukung perjuangan Kashmir menjadi sebuah wilayah yang merdeka. Negara itu terus menyuarakan penderitaan akibat tragedi kemanusiaan yang terjadi selama tujuh dekade di sana.

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem mengatakan negaranya memberi dukungan dalam menyuarakan hal itu kepada forum internasional. Seperti beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Mohammad Nawaz Sharif  menyampaikan kepada Majelis Umum PBB tentang kekejaman yang terjadi di Kashmir oleh pasukan India.

"Kami hingga saat ini terus mencoba menyampaikan kepada forum internasional mengenai Kashmir dan bagaimana penyelesaian konflik di sana harus dilakukan secepatnya," ujar Nadeem dalam acara seminar Hari Solidaritas Kashmir di Jakarta, Selasa (7/2).

Ia mengatakan dukungan dari Pakistan terhadap warga Kashmir tidak dilakukan dengan aksi militer. Namun, sejumlah aksi solidaritas dilakukan oleh pemerintah negara itu serta banyak penduduk di sana.

Setiap tahun, Pakistan memperingati Hari Solidaritas Kashmir pada 5 Februari. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan dukungan penuh negara itu atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.

Konflik dimulai di wilayah yang terbagi atas kepemilikan Pakistan dan India itu sejak 27 Oktober 1947 lalu. Kekerasan pertama kali muncul saat pasukan India menduduki Kashmir secara paksa.

Kemudian, seluruh wilayah di sekitar pegunungan Himalaya itu diklaim seluruhnya sebagai teritori negara tersebut, termasuk di dalamnya adalah Jammu, Lembah Kashmir, Ladakh, dan Gletser Siachen.

Para penduduk di sana yang mayoritas adalah Muslim, yaitu dengan jumlah sekitar 80 persen dari populasi dilaporkan terus menghadapi berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasukan India. Banyak dari mereka yang melakukan aksi protes karena menginginkan kemerdekaan sebagai sebuah negara sendiri.

Sejumlah kelompok separatis bermunculan di wilayah itu. Mereka menyuarakan keinginan agar Kashmir menjadi sebuah negara merdeka atau bergabung ke Pakistan.

"Kami terus berharap pengadilan internasional bisa menjadi jalan tengah untuk menghentikan konflik di Kashmir dengan seadil-adilnya," jelas Nadeem.

Nadeem meminta dukungan dari Indonesia sebagai salah satu negara mayoritas Muslim untuk membantu warga di Kashmir. Hal ini sama sepertidukungan Tanah Air untuk kemerdekaan Palestina yang dijajah oleh Israel.

"Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, Indonesia dapat menyuarakan perlawanan terhadap India atas Kashmir seperti Israel atas Palestina," kata Nadeem.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement