Rabu 08 Feb 2017 01:03 WIB

SBY Merasa Demokrat tidak Punya Teman

 Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya pada Dies Natalis 15 Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (7/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya pada Dies Natalis 15 Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mengakui kader-kadernya merasa tidak tidak punya teman dan sendirian. Terlebih setelah Partai Demokrat memilih untuk menjaga kemerdekaan dan kemandiriannya untuk tetap berada di luar pemerintahan.

Selain itu, ada pula yang beranghapan Demokrat sebagai partai yang dikucilkan atau tidak dianggap. Namun, menurutnya itu semua bukan sebuah aib.

"Memang sepertinya kita merasa sendiri dan tidak punya teman. Ada yang mengatakan kini Partai Demokrat dikucilkan ataupun tidak dianggap. Tetapi hal itu bukanlah sebuah aib. Partai kita bukan partai terlarang," kata SBY saat berpidato politik di Jakarta Convention Center, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2).

SBY mengingatkan agar para kadernya tetap memiliki warna dan karakter tersendiri. Dia juga mengingatkan agar para kadernya berpegang teguh pada DNA Partai Demokrat, yakni demokrasi, ekonomi dan keberpihakan kepada rakyat kecil, baik ketika sedang berada di kekuasaan maupun tidak.

"Menjadi partai dan kader yang “di sini senang, di sana senang”, bukanlah pilihan kita. Kita harus punya warna. Kita harus memiliki karakter. Kalau DNA Partai Demokrat adalah demokrasi, ekonomi dan keberpihakan kepada rakyat kecil, ya itulah darah kita," kata SBY.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement