Rabu 08 Feb 2017 14:41 WIB

Kamp Pengungsi Burundi Butuh Lebih Banyak Lahan

Konflik melanda Burundi (ilustrasi)
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Konflik melanda Burundi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (7/2) mengatakan lebih banyak tanah diperlukan buat kamp pengungsi Burundi sementara ratusan pengungsi Burundi terus mengalir ke negara tetangganya setiap pekan.

Badan PBB itu "hari ini menyeru semua pemerintah penampung agar secara mendesak menyediakan lebih banyak tanah untuk menjamin penampungan dan menghindari memburuknya keadaan secara drastis", kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian di Markas Besar PBB di New York.

Proyeksi tahun 2017 menunjukkan jumlah pengungsi dari Burundi akan melampaui setengah juta. "Tekanan paling parah dialami Tanzania, tapi kamp di Rwanda, Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Uganda juga telah mencapai atau bahkan melewati daya tampung mereka," kata Dujarric.

Jumlah orang yang menyelamatkan diri dari Burundi, tempat pembicaraan perdamaian telah macet, telah bertambah selama beberapa pekan pertama tahun ini dan kebanyakan adalah perempuan, anak kecil dan orang dengan keperluan khusus. Pada awal Februari, jumlah pengungsi Burundi yang menyelamatkan diri dari negeri mereka sejak April 2015 mencapai 386.493.

Saat ini, Tanzania menampung 222.271 pengungsi, Rwanda menampung 84.866 orang, Republik Demokratik Kongo 32.650.

"Tanpa alokasi tanah baru untuk memperluas kemampuan kamp yang ada atau membangun kamp baru, semua negara ini akan berjuang untuk menyediakan tempat penampungan yang cukup dan layanan penyelamat hidup di lokasi kamp," kata UNHCR di dalam satu siaran pers.

"Fasilitas kamp juga perlu ditingkatkan, termasuk pembangunan lebih banyak rumah, sekolah, pusat kesehatan dan sistem saluran air yang lebih baik untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit," katanya.

Tantangan dan jurang pemisah akibat kondisi berdesak-desakan di kamp yang ada meliputi akses ke layanan sosial dasar, penyediaan perlindungan anak, penanggulangan kekerasan seksual dan yang berlandaskan gender, ruang kelas yang tidak cukup, dihindarinya murid yang absen, bantuan buat orang dengan keperluan khusus, kata badan PBB tersebut.

"Kekurangan tanah dan bertambahnya jumlah pengungsi yang datang menambah parah masalah ini," katanya.

UNHCR telah bekerja sama dengan pemerintah penampung untuk menangani masalah tanah dan terkesan oleh komitmen mereka, serta ketulusan mereka. Tapi tindakan lebih lanjut diperlukan guna menghindari kemerosotan berbahaya dalam standard dan kondisi, termasuk mengandalkan ruang yang menyusut untuk menampung pengungsi yang bertambah.

"Pada saat yang sama, negara donor mesti membantu meningkatkan bantuan dan pendanaan," kata badan PBB itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement