Rabu 08 Feb 2017 15:13 WIB

Kota Bandung Miliki Taman dengan 20 Dinosaurus

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Taman dinosaurus di Kota Bandung.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Taman dinosaurus di Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung akan segera memiliki 20 patung dinosaurus. Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, di Taman Tegalega nanti akan dibangun 20 patung dinosaurus yang terbuat dari kain yang telah dilapisi bahan tertentu. Sehingga, kain tersebut akan bisa tahan panas maupun hujan.

"Ini kayak lampion, jadi kalau malam bisa nyala," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Rabu (8/2)

Emil mengatakan, Ia memilih dinosaurus karena pilihan benda yang aneh-anehnya banyak. Selain itu, keluarga dinosaurus juga banyak. "Makanya, jumlah dinosaurusnya ada 20," katanya.

Emil berharap, Taman Tegalega bisa seperti taman Alun-alun, yang awalnya kumuh dan malam harinya dipakai untuk mesum, sekarang bisa menjadi taman rekreasi keluarga walaupun di malam hari.

Menurut Emil, untuk masuk ke Taman Tegalega memang nanti akan dikenakan retribusi. Karena, hal tersebut sudah diatur dalam Perda. Kecuali, kalau Perdanya dirubah maka bisa gratis. Namun, walaupun dikenakan retribusi, besarannya hanya Rp 1.000.

"Saya pada dasarnya inginnya gratis buat warga karena uang rakyat juga. Tapi peraturannya begitu," katanya.

Setelah selesai direvitalisasi, kata dia, nantinya di Taman Tegalega ada unit pelaksana teknis (UPT) yang menjaga keamanan. Proyek ini, merupakan proyek revitalisasi taman terbesar pertama setelahnya, yang terbesar kedua adalah revitalisasi di Babakan Siliwangi. "Insya Allah tahun ini selesai (Baksil)," katanya.

Terkait target penyelesaian Taman Tegalega, menurut Emil, target selesainya sesuai uang yang didapat saja. Pemkot Bandung pun, akan membuat zonasi untuk pedagang. Rencananya, akan dilakukan penataan pasar bunga.

"Ini geser sedikit karena supaya orang mau berinteraksi di sana. Karena di sana orang tidak ada yang mau berinteraksi sama sekali," kata Emil seraya mengatakan, ia sangat sedih kalau ada ruang terbuka hijau tidak diminati oleh masyarakat.

Minimnya minat masyarakat, kata dia, karena pengelolaannya kurang maksimal atau desainnya tidak maksimal. Padahal, kalau dibuat menarik, sudah terbukti teras Cikapundung dengan alun-alun kalau desainnya baik maka masyarakat juga bisa berbondog-bondong.

"Nah ini kan harta karun punya 16 hektare RTH, tapi citranya tidak positif. Makanya kita revitalisasi. Kan RTH di tengah kota ada umurnya, 20 tahun jadul jadi kita benahi lagi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement