Rabu 08 Feb 2017 17:44 WIB

1.048 Hektare Lahan Pertanian Terkena Hama Wereng di Kabupaten Bandung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Petani membersihkan tanamannya yang terserang hama wereng cokelat (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani membersihkan tanamannya yang terserang hama wereng cokelat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO. SOREANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 1.048 lahan pertanian di musim pancaroba pada beberapa kecamatan terkena hama wereng batang cokelat (WBC). Akibatnya, kerugian yang dialami petani ditaksir mencapai 5,8 ton/ha atau sekitar 6.078,4 kuintal.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengungkapkan organisasi penganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman sudah bisa dikembalikan. Dimana, saat ini berada pada level aman. "Saat ini jumlah hama wereng batang cokelat masih aman, yaitu lima sampai sepuluh ekor per rumpun," ujarnya, Rabu (8/2).

Menurutnya, dalam kondisi yang lebih aman, para petani bisa menanam dan melestarikan musuh OPT WBC alami, yakni parasitoid, jamur atau tanaman refuzia yang menghasilkan nektar sebagai makanan OPT. Bupati Bandung, Dadang M Naser mengungkapkan Kementerian Pertanian (Kementan), Pemprov dan Pemkab Bandung bekerjasama mengaktifkan brigade proteksi untuk pengendalian hama WBC.

Menurutnya, Pemprov Jabar akan melakukan sosialisasi pengendalian WBC dan gerakan pengendalian WBC. Serta pembagian pestisida untuk para petani, pemupukan dan pemberian bibit unggul padi.

Dia pun mengingatkan petani untuk menanam serentak dalam proses menanam padi dengan didukung penggunaan pestisida kimia atau hayati. Hal itu diharapkan bisa menekan perkembangan hama WBC.

Ia mengungkapkan di Kabupaten Bandung luas lahan pertanaman padi hingga 6 Februari 2016 mencapai 36,159 hektar. Dari sasaran luas tanam oktober 2016 sampai Maret 2017  seluas 54,614 hektar atau mencapai 66,20 persen. Sementara itu, sasaran produksi padi sebesar 508.820 ton gabah kering pungut dengan rata-rata produktivitas 62,03 kwintal per hektar. "Jika upaya preventif tidak dilakukan dengan benar maka OPT bisa menyebabkan fuso," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement