Rabu 08 Feb 2017 19:29 WIB

Dilema Penggunaan Hidran untuk Damkar di Jakarta

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api saat kebakaran yang melanda sebuah rumah. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api saat kebakaran yang melanda sebuah rumah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh hidran kota yang terdapat di wilayah DKI Jakarta sampai saat ini masih mengandalkan pasokan air dari jaringan pipa PDAM. Padahal, air yang mengalir di pipa tersebut sejatinya diperuntukkan buat memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat, bukan untuk memadamkan kebakaran.

Kondisi semacam itu tidak jarang membuat para petugas pemadam kebakaran (damkar) di Ibu Kota dilema dan enggan memanfaatkan hidran ketika menjalankan tugasnya. Mereka lebih memilih mencari pasokan air dari sumber-sumber lain, semisal sungai, kolam renang, dan setu atau danau.

Kepala Kantor Sektor IX Pemadam Kebakaran Pasar Minggu, Mochammad Arif mengatakan, penggunaan hidran untuk kegiatan damkar bisa menyebabkan aliran air PDAM ke rumah-rumah warga di sekitar lokasi menjadi tersendat. "Apalagi kalau hidrannya kami pakai pas lagi siang, warga pasti komplain. Karena pada jam-jam tersebut, penggunaan air buat keperluan rumah tangga memang sedang banyak," ucapnya kepada Republika.co.id, Rabu (8/2).

Dia menuturkan, ada 12 hidran yang tersebar di seluruh wilayah Pasar Minggu. Saat ini, kondisi semua hidran itu masih terawat dengan baik. Namun demikian, dia menilai keberadaan fasilitas itu tidak begitu efektif dalam membantu kegiatan damkar selama ini.

"Kalau malam hari pun, ketika pemakaian air PDAM oleh warga sedang sepi-sepinya, air yang keluar dari hidran juga enggak gede. Apalagi siang, airnya sudah pasti kecil sekali," kata Arif.

Dia mengungkapkan, untuk menghindari konflik penggunaan air PDAM dengan warga di sekitar lokasi kebakaran, petugasnya sebisa mungkin mencari air dari sumber-sumber lain terdekat. Jika tidak ada pilihan lain, pemanfaatan hidran akan dilakukan dalam kondisi yang benar-benar darurat atau terpaksa.

Kepala Peleton Damkar Grup A Pasar Minggu Wardiyono mengatakan, keberadaan hidran sebenarnya sangat dibutuhkan di kawasan permukiman padat penduduk. Apalagi jika kawasan perumahan itu sulit dilalui atau dijangkau oleh mobil damkar.

"Tahun lalu, kami pernah mengusulkan agar di daerah-daerah padat penduduk yang akses jalannya sempit ditanami hidran kering saja. Tapi, sampai sekarang gagasan itu masih sebatas wacana," ujarnya.

Wardiyono menjelaskan, hidran kering memiliki fungsi sebagai alat penyambung pipa dengan mobil damkar. Dengan menggunakan alat tersebut, para petugas dapat dengan mudah masuk ke gang-gang sempit, tanpa harus membawa mobil damkar.

Hidran kering sendiri sebenarnya sudah pernah dipasang di daerah rawan kebakaran seperti Tambora, Jakarta Barat. Namun demikian, saat ini ketersediaan fasilitas tersebut masih sangat terbatas jumlahnya di Ibu Kota.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement