REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Budayawan Sudjiwo Tedjo, menantang pers Indonesia melakukan pembangunan. Ia menuturkan, salah satu peran yang seharusnya bisa dilakukan yaitu membentuk pribadi bangsa.
"Pers tugasnya membentuk pribadi di Indonesia, mau jadi apa ini," kata Tedjo di Konvensi Nasional Media Massa, Ambon, Rabu (8/2). Ia turut menantang pers membangun pendidikan masyarakat Indonesia, agar dapat senantiasa membedakan data dan informasi yang didapatkan. Sebab, lanjut Tedjo, informasi merupakan data yang sudah diolah dan membuat orang dapat mengambil keputusan.
Selain itu, ia menantang pula pers untuk dapat memberi pemahaman masyarakat agar tidak sekadar mengimani nama. Tedjo merasa, yang seharusnya diimani seorang umat beragama itu adalah dzat, bukan nama yang sering menimbulkan kegundahan sendiri bagi seseorang. "Itu sebabnya Tuhan tidak bisa dijangkau Malaikat Jibril rajanya kata-kata tapi cuma sampai sidrotul muntaha, sedangkan Nabi Muhammad bisa, karena Tuhan melebihi logika," ujar Tedjo.
Tedjo menambahkan, umat beragama seharusnya tidak perlu marah melihat ada pejabat yang membawa iring-iringan dan membuat macet. Menurut Tedjo, itu karena pejabat karyawan rakyat sehingga harus buru-buru, sedangkan rakyat miliki waktu yang lenggang.