REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditemani Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri puncak Hari Pers Nasional di Ambon, Kamis (9/2) pagi. Kedatangan Presiden Jokowi sekaligus menutup rangkaian peringatan Hari Pers Nasional.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengungkapkan keyakinan atas media arus utama yang akan bisa mengalahkan gempuran dari media sosial. Selayaknya eksistensi radio yang tidak hilang atas kehadiran televisi, Jokowi meyakini media arus utama akan mampu bertahan.
"Sebab, media sosial timbul dikarenakan aktivitas, sedangkan media mainstream menonjol karena akurasi dan kedalaman materinya," kata Jokowi di Lapangan Tantui Ambon, Kamis.
Namun, seperti yang terjadi di belahan dunia, Jokowi mengingatkan media-media arus utama yang tidak mampu bersiasat dan beradaptasi akan berguguran. Maka itu, ia berharap itu semua tidak terjadi di Indonesia, mengingat media sosial telah menjadi kegandrungan baru masyarakat.
Semua, kata Jokowi, saling melengkapi dahaga masyarakat akan infromasi. Tapi, suasana sempat berubah menjadi gelak tawa, ketika Presiden Jokowi mengatakan jika kegandrungan media sosial melanda pejabat publik mulai dari walikota, bupati, gubernur, menteri, sampai pula presiden.
"Ada yang suka nge-tweet, ada yang suka Path, Instagram, Facebook," ujar Jokowi yang disambut tawa seluruh undangan.
Puncak Hari Pers Nasional turut dihadiri panglima TNI, kapolri, pimpinan DPR, MPR dan DPD, menteri-menteri Kabinet Kerja, serta duta besar negara-negara sahabat. Turut hadir gubernur dan wakil gubernur Maluku, pimpinan-pimpinan partai politik, pemilik-pemilik media massa.