REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Militer Indonesia menerima maaf dari militer Australia terkait materi ofensif di markas Australia, Kamis (9/2). Kepala militer kedua negara bertemu di Jakarta pada Rabu untuk membahas masalah ini.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis militer Indonesia, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, Kepala Militer Australia Angus Campbell berjanji menyelesaikan kasus. Bahwa karir personel yang bertanggung jawab atas kasus penghinaan itu akan terimbas.
Jenderal Gatot pun sudah menerima permintaan maaf. "Jenderal menyadari bahwa di era kompetisi global saat ini, persatuan dan persahabatan diperlukan untuk negara tetangga dan mengenyampingkan perbedaan," katanya seperti dikutip ABC News.
Meski demikian, Gatot tetap memperingatkan bahwa Pancasila adalah ideologi Indonesia dan rakyatnya. "Penduduk Indonesia rela mati untuk membela ideologinya, khususnya militer, ini adalah masalah sensitif dan menyakitkan," katanya.
Menurut Gatot, Campbell meminta maaf dan mengekspresikan penyesalah mendalam atas insiden tersebut. Campbell juga berjanji personil yang bertanggung jawab akan menerima sanksi keras.
Meski permintaan maaf sudah diterima, kerja sama militer yang sempat dihentikan belum bisa dikembalikan. TNI akan berkonsultasi lebih dahulu dengan Presiden Joko Widodo.
Baca juga, Temui Panglima TNI, Kasad Australia Sesalkan Penghinaan Pancasila.