REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi, Brigjen Pol Yazid Fanani menggelar kegiatan dialog kebangsaan dengan para tokoh dari kelompok atau organisasi Islam di Provinsi Jambi seperti MUI, NU dan Muhammadiyah. Dialog digelar mengingat Indonesia belum terbebas dari sel jaringan dan kelompok radikal lainnya, termasuk wilayah Jambi.
"Dialog yang digelar Polda Jambi bersama dengan MUI, NU dan Muhammadiyah sekaligus sebagai ajang silaturrahim dengan para tokoh Islam di Jambi serta elemen pemuda," kata Yazid Fanani, Kamis (9/2).
Acara dialog tersebut dihadiri oleh ratusan peserta dari para pengurus MUI, NU dan Muhammadiyah serta elemen pemuda se-Provinsi Jambi dan dibuka langsung oleh Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani. Usai acara dialog tersebut, Kapolda mengatakan, saat ini banyak berkembangan berita di media sosial yang sebagian telah menyebarkan fitnah, ujaran kebencian yang berlatar belakang SARA, penyebaran radikal dan upaya propaganda.
"Ini salah satu cara mereka untuk merekrut anggota baru melalui media sosial. Itu juga wujud nyata adanya bahaya radikalisme," kata Yazid Fanani.
Menurut Kapolda, Indonesia belum terbebas dari sel jaringan dan kelompok radikal lainnya, termasuk wilayah Jambi dan tentunya harus dijaga agar tetap aman dan terus kondusif. "Hari ini kita semua hadir menyamakan pandangan dan persepsi, guna membangun sinergitas dalam menangkal bahaya kelompok yang bisa memecah belah kita," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, perlu adanya komitmen bersama dari segenap pemerintah. Kata Yazid, gerakan radikalisme tidak bisa dicegah apabila hanya mengupayakan penegakan hukum, maka dari itu perlu adanya komitmen dan pemberdayaan segenap tokoh agama, adat dan masyarakat di Jambi.