Kamis 09 Feb 2017 16:33 WIB

Presiden Somalia Terpilih Ternyata Juga Warga AS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Mohamed A Mohamed.
Foto: Reuters
Mohamed A Mohamed.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pria berkewarganegaraan ganda terpilih menjadi presiden Somalia, Rabu (8/2). Mohamed A Mohamed atau lebih dikenal sebagai Farmajo adalah warga Somalia sekaligus Amerika Serikat.

Sebelum resmi dilantik jadi presiden ia bekerja untuk Kementerian Transportasi di Buffalo, New York, AS. Di Somalia, Farmajo pernah menjadi Perdana Menteri.

Pemilihannya sebagai presiden dilakukan oleh parlemen. Pengamat menilai ini adalah proses demokrasi paling unik dalam beberapa dekade terakhir. Kemenangan Farmajo dirayakan oleh pendukungnya di jalanan.

Perayaan tembakan senjata dilakukan di seluruh Mogadishu. Pasukan keamanan menutup kota pinggir laut untuk mencegah serangan dari Al-Shabaab. Kelompok ini sejak awal mengancam proses pemilu yang didukung Barat.

"Kemenangan ini milik rakyat Somalia," kata Farmajo setelah dilantik di kantornya. "Ini adalah awal era baru untuk persatuan, demokrasi dan awal dari perjuangan melawan korupsi," kata Farmajo.

Farmajo mengalahkan presiden pejawat, Hasan Sheikh Mohamud setelah dua kali pemungutan suara. Hasan telah mengakui kekalahan. Selama ini, pemerintahannya dikritik publik dan barat karena sejumlah skandal korupsi.

Proses pemungutan suara berlangsung selama berbulan-bulan. Dimulai dengan sekitar 14 ribu tokoh regional dan senior memilih 275 anggota parlemen dan 54 senator. Mereka kemudian memilih diantara 21 kandidat.

Korupsi adalah keluhan paling besar bagi penduduk Somalia dan donor Barat. Masing-masing kandidat menyalahkan satu sama lain untuk tuduhan membeli suara. Kelompok anti-korupsi mengatakan puluhan ribu dolar berputar selama kampanye.

Pelantikan Farmajo dilakukan di sebuah aula di area bandara pada Rabu. Wilayah ini dikelilingi penghalang dari beton dan dijaga pasukan penjaga perdamaian Afrika.

Kementerian Luar Negeri AS memberikan selamat kepada Farmajo atas kemenangannya. Juru bicara Mark Toner mengatakan AS selalu mendukung pemerintahan baru untuk mengambil langkah lawan korupsi dan membangun institusi yang kuat.

Toner juga menyinggung pemilihan umum Somalia. "Kami berharap pemerintah baru membangun institusi pemilihan yang kuat agar bisa mewujudkan pemilu adil, bebas, satu orang satu suara pada 2020 nanti," kata Toner.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement