REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH, ACEH -- Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengadakan napak tilas sebagai kilas balik dalam rangkaian memperingati gugurnya pahlawan nasional Teuku Umar ke-118 tahun pada 2017.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Aceh Barat Rachmad Fitri HD, di Meulaboh, Kamis (9/2) menyampaikan, rangkaian kegiatan tersebut akan berakhir pada momen upacara ziarah ke makam yang dilaksanakan di komplek makam Teuku Umar, Kecamatan Panton Reu.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan, setelah malam Rabu (8/2) telah kita laksanakan bersama renungan dan pementasan drama klosoal," sebutnya dalam sambutan tertulis dibacakan Sekda Aceh Barat Bukhari, MM saat pelepasan peserta napak tilas di Suak Ujong Kalak-Batee Puteh.
Sekda menyampaikan, semua rangkaian kegiatan tersebut dilakukan Pemerintah Kabupaten untuk mengenang kembali perjalanan sejarah perjuangan pahlawan nasional berdarah Aceh itu, sekaligus menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi bangsa.
Generasi bangsa dapat menjadi pahlawan dengan melanjutkan perjuangan dan mengisi pembangunan dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna dalam rangka membangun bangsa Indonesia ke depan lebih baik dengan semangat juang pahlawan itu.
Berkaitan dengan hal itu, melalui semangat perjuangan yang diwariskan oleh Teuku Umar, diberi gelar Johan Pahlawan itu, dapat menjadi teladan bagi semua masyarakat Indonesia dan Aceh khususnya untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa.
"Kiranya momentum ini dapat menjadi teladan bagi kita semua untuk terus berjuang memberikan yang terbaik kepada masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan peran dan tugas kita masing-masing," sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, kepada peserta napak tilas diharapkan dapat mengambil hikmah dan sebagai inspirasi meneladani semangat pahlawan dalam bingkai kebersamaan dan menjadi pemenang adalah bonus dari sebuah perjuangan.
Rangkaian acara terkahir adalah pada 11 Februari 2017 yakni semua unsur Forkopimda, masyarakat serta tamu dari luar daerah menghadiri acara ziarah makam Teuku Umar di Desa Meugo Rayek, Kecamatan Panton Reu yang dirangkaikan dengan khanduri rakyat.
"Dengan semangat para penuang terhadulu yang rela mengorbankan jiwa, raga dan harta benda demi bangsa, hendaknya dapat kita contoh sebagai generasi penerus dalam mengisi pembangunan bangsa Indonesia ke depan," sebutnya.
Teuku Umar adalah pahlawan berdarah Aceh yang gugur pada 11 Februari 1899 atau sekitar 118 tahun silam, atas pengabdian dan semangat perjuangannya melawan penjajah Belanda, Teuku Umar di anugerahi gelar pahlawan nasional.
Nama Teuku Umar juga diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah daerah di Tanah Air, naman kapal perang TNI AL Indonesia KRI Teuku Umar, Universitas Teuku Umar yang kini menjadi salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia berada di Aceh Barat.