REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON - Ratusan paus terdampar di sepanjang pantai Farewell Spit, South Island, Selandia Baru, Jumat (10/2). Cheree Morrison, warga setempat, menemukan 275 paus pilot telah mati saat ia dan dua rekannya pertama kali menemukan paus-paus itu.
Dalam beberapa jam, ratusan warga, nelayan, dan wisatawan bahu-membahu menyiram sekitar 140 paus yang tersisa untuk menjaga mereka agar tetap hidup. Insiden ini merupakan salah satu insiden terdamparnya paus yang terburuk dalam sejarah Selandia Baru.
Morrison, yang berprofesi sebagai seorang penulis majalah, melihat paus-paus terdampar ketika berjalan-jalan di dekat pantai. Saat itu ia sedang mengambil gambar cahaya merah di langit dari matahari terbit.
"Anda bisa mendengar suara percikan, dari lubang sembur yang mendesah. Paus muda terlihat memiliki keadaan terburuk. Menangis adalah satu-satunya hal yang bisa menggambarkan itu," ujar Morrison, dikutip New York Times.
Bangkai paus dewasa dan paus anak-anak berserakan sebanyak tiga sampai empat ekor setiap jarak sekian meter. Mereka yang masih hidup berusaha berguling dan mengangkat sirip mereka tinggi-tinggi.
Morrison dan teman-temannya segera memberitahu pihak berwenang yang segera membawa ember sesaat setelah mendapat informasi itu. Sejumlah relawan terlihat mencoba mendorong paus ke dalam air agar mereka bisa bernapas dengan mudah.
"Kami yakin ada hal-hal yang bisa kami lakukan," ungap Morrison.
Kelompok relawan Project Jonah mengatakan ada total 416 paus pilot yang terdampar. Ketika air pasang datang, mereka berhasil menarik sekitar 50 paus yang masih hidup ke dalam air. Para relawan kemudian membentuk rantai manusia di bibir pantai air untuk mencegah paus kembali terdampar. Upaya ini diperkirakan akan berlangsung selama satu sampai dua hari.