Jumat 10 Feb 2017 17:55 WIB

Polisi Belum Percaya Soal KTP-el dalam Kardus

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Barang bukti KTP dan NPWP kiriman dari Kamboja dihadirkan saat konferensi pers Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi beseta jajarannya di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Jumat (10/2).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Barang bukti KTP dan NPWP kiriman dari Kamboja dihadirkan saat konferensi pers Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi beseta jajarannya di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Jumat (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menyatakan informasi terkait penemuan sejumlah KTP elektronik palsu di dalam kardus, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, itu masih sumir. Menurut dia, informasi tersebut belum bisa dipercaya.

"Lagi diselidiki benar apa tidaknya, belum, belum bisa dipercaya informasi itu. Masih diselidiki," tutur dia usai Jumatan di Masjid Al-Ikhlas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/2).

Boy mengatakan kepolisian juga belum mengetahui asal KTP Elektronik tersebut. Namun, dari informasi yang beredar, KTP-el itu berasal dari Kamboja. Saat ini kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap kebenaran informasi itu, untuk memastikan apakah KTP itu palsu atau tidak. "Sedang berjalan tapi belum dapat faktanya," tutur dia.

Seperti diketahui, ada temuan paket berisi KTP elektronik palsu di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Paket yang diduga berisi ratusan KTP elektronik palsu itu dikirim dari Kamboja.

Pengiriman paket dilakukan melalui jasa pengiriman Federal Express (FedEx) lewat bandara tersebut. Temuan berawal dari kecurigaan petugas saat menerima paket berisi barang cetakan dari Kamboja.

"Sesuai prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Bea Cukai Soetta, barang cetakan tersebut dipindai melalui x-ray, sehingga dapat dilihat isinya. Paket berisi buku tabungan dan Kartu ATM, NPWP dan ID Card berupa KTP-el," ujar Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakhrullah.

Baca juga,  DPR Minta Kiriman KTP-el dari Kamboja Disikapi Serius.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement