REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik antara KH Ma'ruf Amin dan Ahok di sidang kasus dugaan penistaan agama beberapa waktu lalu menggerus suara pemilih Muslim yang sebelumnya memilih Agus-Sylvi. Hal ini tak lepas dari respon Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai berlebihan dalam polemik yang menyeret namanya tersebut.
CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, suara pemilih Muslim yang memilih Agus-Sylvi banyak bermigrasi ke Anies-Sandi pascapolemik tersebut. Hasilnya cukup signifikan, yakni sebanyak 38,3 persen pemilih Muslim di Ibu Kota memilih Anies-Sandi. Angka ini naik 13,5 persen dari survei yang dilakukan pada 11-17 Januari lalu.
"Sementara pemilih Muslim ke Agus-Sylvi merosot 12,4 persen," kata Ali dalam paparan hasil surveinya di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (10/2).
Hasil survei Alvara yang dilakukan 11-17 Januari 2017 menunjukkan, pemilih Muslim di DKI Jakarta mayoritas memilih Agus-Sylvi yakni sebanyak 35,1 persen. Sementara Ahok-Djarot memperoleh suara dari pemilih Muslim sebesar 28,6 persen dan Anies-Sandi 24,8 persen.
Namun, kata Ali, perolehan suara dari umat Muslim itu mengalami perubahan cukup drastis setelah polemik antara KH Ma'ruf Amin dan Ahok. Anies-Sandi menjadi 38,3 persen, Ahok-Djarot menjadi 30 persen dan Agus-Sylvi terjun bebas di angka 22,7 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan 9 persen.
Ali menambahkan, perubahan suara Muslim paling banyak berasal dari kalangan nahdliyin. Hal ini dikarenakan pengaruh KH Ma'ruf Amin yang notabene adalah Rais Aam PBNU. Agus yang mendapat suara terbesar pada survei Januari lalu, kini berada di posisi paling buncit.
"Nahdliyin kini lebih banyak memilih Anies-Sandi," ujar dia.
Warga nahdliyin di Ibu Kota sebanyak 40,3 persen memilih Anies-Sandi yang survei sebelumnya hanya 22,4 persen. Sementara Agus-Sylvi 31,8 persen yang sebelumnya 36,2 persen dan Ahok-Djarot 26,1 persen yang sebelumnya 31 persen.
Survei Alvara yang dilakukan 6-8 Februari 2017 menunjukkan elektabilitas pasangan Agus-Sylvi sebesar 20,1 persen. Ahok-Djarot sebesar 38,3 persen dan Anies-Sandi 32,6 persen. Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 9 persen.
Survei dilakukan melalui tatap muka ke rumah warga terhadap 811 responden. Penyebaran sampel responden di Kecamatan mengikuti proporsi sebaran populasi penduduk DKI di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan hingga Kepulauan Seribu.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi pria dan wanita dalam survei ini 50:50, dengan 84,3 persen responden dalam survei beragama Islam.