Jumat 10 Feb 2017 18:34 WIB

Semen Rembang Dinilai Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Pati

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ribuan warga Rembang menggelar doa untuk beroperasinya pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah.
Foto: istimewa
Ribuan warga Rembang menggelar doa untuk beroperasinya pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah, dianggap dapat memberikan banyak kontribusi positif secara ekonomi. Bukan hanya untuk kehidupan masyarakat Rembang, tetapi juga berpengaruh ke wilayah kabupaten yang berdekatan, seperti Pati, Grobogan dan Blora.

"Secara ekonomi makro pasti berpengaruh ke Pati, Grobogan dan Blora juga. Itu untuk memenuhi terserapnya tenaga kerja,"‎ kata pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro Soeharnomo, melalui siaran pers, Jumat (10/2).

Soeharnomo menilai, jumlah kebutuhan tenaga kerja pabrik Semen Rembang berdasarkan data yang memerlukan sekitar 6.000 orang, akan menarik sumber daya manusia dari ketiga wilayah tersebut. Penyerapan tenaga kerja ini secara otomatis, sebab dengan dengan persyaratan dan keahlian tertentu untuk bekerja, perlu banyak sumber tenaga kerja yang mungkin tak semua terpenuhi dari Remban.

Dia menuturkan, sisi positif lainnya atas keberadaan pabrik Semen Rembang‎ sebagai industri BUMN akan mengakomodir SDM dalam negeri dibandingkan SDM luar. Kondisi itu dirasakan lebih membanggakan daripada keberadaan industri semen asing.

"Komitmen dari Semen Rembang untuk merekrut tenaga kerja lokal, khususnya tempat berdiri pabrik. Penyerapan tenaga kerja lokal adalah prioritas," ucap Soeharnomo.

Amdal tak Lagi Bermasalah, Apindo Heran Semen Rembang Masih Ditolak

Dengan begitu, depannya pabrik Semen Rembang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi saat ini tingkat pendapat asli daerah (PAD) Rembang tergolong amat rendah. Aspek lainnya, sebagai sebuah perusahaan negara, modal investasi pabrik Semen Rembang pastinya mayoritas milik dalam negeri. Hal tersebut membuat kemungkinan capital of flow kecil terjadi.

‎"Ini yang membuat beda juga dengan masuknya industri milik asing," ujar Soeharnomo.

Walaupun hingga kini keberadaan pabrik Semen Rembang masih terus menuai polemik, menurut Soeharnomo, itu merupakan bagian dari dampak hadirnya industri. Persoalan ini pun sebenarnya bukan hanya menyasar pabrik semen semen  juga industri lain.

Pabrik Semen Rembang awalnya direncanakan beroperasi awal Januari 2017. Target tersebut harus ditunda sebab putusan MA yang memerintahkan dicabutnya izin lingkungan Semen Rembang sebab gugatan sekelompok orang. Saat ini pabrik Semen Rembang telah mempunyai amdal terbaru yang dinyatakan layak serta direkomendasi untuk diterbitkan izin lingkungan kembali. Amdal tersebut telah melalui proses uji kelayakan oleh 12 orang akademisi lintas perguruan tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement