REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberikan dana sebesar 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 520 juta untuk membantu PSSI membentuk pengadilan arbitrase independen guna menangani sengketa yang membelit klub dan pemain atau "National Dispute Resolution Chamber" (NDRC). Hal ini dikemukanan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono.
“Dana itu untuk mengadakan seminar, mengundang ahli, menyelesaikan berkas-berkas, menyusun regulasi dan lain-lain sampai nantinya NDRC itu terbentuk," ujar Djoko di Jakarta, Jumat (10/2). Dia melanjutkan, usai bertemu dan membicarakan NDRC dengan perwakilan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Federasi Pesepak Bola Profesional Internasional (FIFPro) dan Asosiasi Klub Eropa (ECA) pada hari ini, Jumat, PSSI langsung melakukan persiapan berkas-berkas.
Setelah itu, kata Djoko, FIFA akan melakukan tinjauan atas berkas-berkas itu paling lama tiga bulan. Kemudian, diharapkan persiapan sudah selesai pada November 2017 dan bisa beroperasi paling lambat pada 2018. NDRC, yang bertindak berdasarkan aduan, merupakan pengadilan arbitrase independen yang berada dalam naungan PSSI.
Ada tiga substansi sengketa yang dapat diselesaikan di badan ini. Yaitu, terkait kontrak pemain di klub, kompensasi latihan (training compensation) atau kompensasi yang diberikan klub ketika mengikat kontrak pemain secara profesional kepada klub di mana pesepak bola dilatih saat masih berstatus amatir di usia muda, serta kompensasi solidaritas yaitu mekanisme penghargaan transfer antarklub.
Anggotanya merupakan perwakilan klub, perwakilan pemain anggota Asosiasi Pemain Sepak Bola Seluruh Indonesia (APPI) dan dari kalangan profesional bidang hukum yang diusulkan oleh PSSI. Mengingat Indonesia memiliki puluhan klub dan ratusan pemain yang berlaga di Liga Indonesia, mekanisme pemilihan anggota masih dalam pembicaraan PSSI. "Yang jelas kami ingin lembaga independen NDRC ini menjadi wadah yang adil dan bisa menuntaskan sengketa, karena di dalamnya ada perwakilan klub dan pemain," tutur Djoko.
FIFA sendiri memang menjadikan Indonesia sebagai satu dari empat negara yang dijadikan proyek percontohan NDRC. Di Asia sendiri hanya ada dua negara yang ditunjuk oleh FIFA membentuk NDRC, yaitu Indonesia dan Malaysia. Akan tetapi, FIFA menampik anggapan bahwa alasan diadakannya proyek percontohan NDRC di Indonesia adalah karena banyaknya sengketa klub dan pemain. Ini bukan karena kasus, tetapi kami rasa PSSI memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja sama terkait hal ini," ujar Kepala Sepak Bola Profesional FIFA James Johnson.