REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekitar seribu warga Sumatra Utara (Sumut) yang akan mengikuti aksi 11 Februari atau 112 gagal berangkat berjamaah ke Jakarta. Keberangkatan massa yang diorganisir oleh Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut ini gagal karena alasan masalah akomodasi.
Penanggungjawab Keberangkatan GAPAI Sumut Rahmad Gustin mengatakan, pihaknya telah mengupayakan agar warga Sumut yang ingin mengikuti aksi 112 dapat berangkat secara berjamaah. Tak kurang dari seribu orang pun telah terdaftar untuk berangkat di bawah koordinasi GAPAI Sumut hingga Kamis (9/2) kemarin.
"Beberapa perusahaan penerbangan awalnya telah menyatakan komitmennya agar kami bisa menggunakan armadanya dalam keberangkatan GAPAI SUMUT. Tapi di detik-detik terakhir pihak maskapai membatalkan dengan berbagai alasan yang sulit diterima," kata Rahmad, Jumat (10/2).
GAPAI Sumut menduga, pihak maskapai mendapat tekanan atau intervensi dari pihak-pihak yang keberatan dengan bersatunya umat Muslim di Indonesia. Dugaan ini, kata Rahmad, muncul setelah mereka melakukan booking ulang tiket pesawat secara online. "Sebelumnya nama kami sudah didata tapi pas mau booking ulang sudah tidak bisa lagi," ujar dia.
Atas gagalnya keberangkatan ini, GAPAI Sumut pun meminta maaf kepada kafilah Sumut yang telah mendaftar sebelumnya. Rahmad berharap, umat Islam di Sumut dapat tetap bersatu dan menjaga semangat kebersamaan.
"Dengan berat hati GAPAI membatalkan keberangkatan Kafilah dari Sumut secara berjamaah. Kami mengharap ikhwan, akhwat sekalian tetap mengupayakan keberangkatan ke Jakarta sendiri-sendiri," kata Rahmad.