REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Penduduk Yaman merayakan lima tahun awal pemberontakan yang mengakhiri kekuasaan tiga dekade Presiden Ali Abdullah Saleh. Komunitas internasional mengakui pemerintahan Abd Rabb Mansour Hadi pada 11 Februari.
Hari ini kemudian dideklarasikan sebagai Hari Nasional untuk menandai permulaan Revolusi Pemuda melawan pemerintahan Saleh. Kementerian Layanan Sipil mengeluarkan pernyataan bahwa 11 Februari jadi hari libur nasional.
Meski demikian, di tahun keenamnya, momen ini mendapat tantangan. Seiring dengan perpecahan sektarian yang terus memburuk. Ditambah dengan konflik berkepanjangan.
Sejumlah aktivis tetap mengingat semangat 11 Februari. "Saya tidak pernah lebih bangga dari meluncurkan aksi revolusi," kata seorang aktivis Taiz, Afnan Qaid Alyousufi. Menurutnya, kebebasan sangat berharga demi melanjutkan pertarungan.
Konflik sektarian telah membagi wilayah Yaman untuk loyalis presiden Hadi, Houthi, Alqaidah, hingga milisi lokal. Hingga Jumat, lembaga pengungsian PBB mengatakan 34 ribu orang mengungsi karena pertempuan sektarian ini, dilansir laman Reuters.