REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Guncangan gempa bumi yang mengguncang sejumlah wilayah di Selatan Bali pada Ahad (12/2) pukul 11.25 WIB, terasa hingga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah warga di Lingkungan Kekalik, Sekarbela, Mataram, terlihat keluar rumah usai gempa melanda. Getaran gempa terasa tidak terlalu kencang dan relatif singkat.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi mengatakan, gempa bumi tektonik berkekuatan M 5,1 (update) melanda wilayah Selatan Bali dan Pulau Lombok. Ia menambahkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,55 LS-115,63 BT, tepatnya di Samudra Hindia pada jarak 108 kilometer arah tenggara Kota Denpasar pada kedalaman 59 kilometer.
"Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan, wilayah selatan Bali seperti kota Tabanan, Badung, Kuta, Denpasar, Gianyar, Klungkung serta kota Mataram di Lombok mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id di Mataram, Ahad (12/2).
Dia melanjutkan, guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan banyak orang hingga beberapa warga sempat berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Dampak gempa bumi pada skala intensitas II SIG-BMKG semacam ini belum berpotensi menimbulkan kerusakan dan hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan.
Riyadi menambahkan, gempa bumi ini terjadi aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi menengah di Zona Benioff, yaitu lajur lempeng tektonik yang sudah mulai menukik. "Hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjut dia.
Hingga pukul 12.00 WIB hasil monitoring BMKG belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks). "Kepada warga di pesisir selatan Bali dan Lombok diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya menambahkan.