REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Corruption Watch (ICW) memandang, lembaga peradilan Indonesia hari ini, hampir tenggelam. Dan bila kondisi ini terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan lembaga peradilan Indonesia semakin dalam tenggelam dan tak terselamatkan.
ICW menggambarkan kondisi peradilan, saat ini, dalam peragaan seorang hakim yang diperankan oleh Wana Alamsyah yang nyaris tenggelam. Dengan mengenakan pakaikan hitam panjang hingga kelutut serta dasi putih, laiknya hakim Indonesia, Wana terseret oleh arus dan nyaris tenggelam.
Kemudian tim SAR yang diperankan oleh Walid Yusuf dan Sulhaerati pun datang. Segara mereka menarik hakim tersebut sebelum benar-benar hilang dari permukaan air menuju ketepian.
Peneliti ICW Aradila Caesar mengatakan, penggambaran aktrasi ini untuk menceritakan bagaimana kondisi peradilan hakim yang banyak tersandung kasus-kasus. Lautan dia ibaratkan persoalan-persoalan yang telah dilanggar olah hakim-hakim negara.
"Hakim yang tercebur kita ibaratkan dengan dunia peradilan kita yang nyaris tenggelam oleh kasus-kasus korupsi, etik dan sebagainya," kata Aradila di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Ahad (12/2).
Mahkamah Konstitusi (MK), kata dia, bukanlah satu-satunya lembaga peradilan yang terjerat kasus korupsi. Namun, ada juga lembaga lainnya seperti halnya pegawai-pegawai Mahkamah Agung (MA) yang dicocok oleh komisi pemberatasan korupsi (KPK).
"Jadi lembaga peradilan kita ini sedang tercebur. Jadi harus ada penyelamat, siapa penyelamat dalam hal ini? " tanya Aradila.
Tentu saja sambungnya, penyelamat ini adalah harus Pemerintah. Presiden sebagai Kepala Negara harus memiliki perhatian pada lembaga peradilan yang terjadi saat ini. "Ini bola ada di tangan Presiden dan tim SAR ini representasi dari Pemerintah," ujarnya