REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (Wamti), Agusdin Pulungan mengungkapkan, banyak nelayan tak berpenghasilan akibat perubahan cuaca yang terjadi beberapa waktu ini.
"Banyak yang menunda untuk melaut sehingga kerugiannya tak ada penghasilan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/2).
Ia memerinci, daerah-daerah yang terdampak puncak musim penghujan yakni, Pantura, Serang, Pandeglang, Lebak, Demak, Pemalang, Kendal, Manggarai, Lampung. Menurutnya, harus ada alternatif kegiatan lain di sekitar daerah tempat tinggal nelayan. Kendati, ia menyebut selama ini sejumlah nelayan sudah memiliki alternatif kegiatan lain yang dilakukan saat tidak melaut. Namun, kegiatan alternatif itu tidak terkoordinasi dengan baik oleh pemerintah daerah (pemda). "Perlu ada alternatif usaha kegiatan ekonomi. Kalau dalam cuaca seperti ini, tetap ada penghasilan. Usaha itu dijalankan terus, dan melaut saat kondisi cuaca baik," ujar Agusdin.
Ia mengatakan, nelayan sebenarnya adalah petani kelapa di sepanjang pantai. Namun, menurutnya, para nelayan masih membutuhkan sentuhan pemda untuk memberdayakan mereka.
Agusdin menilai, perhatian pemda kurang terhadap kesejahteraan para nelayan. Justru, ia mengatakan, pemerintah pusat yang lebih menunjukkan perhatian pada nelayan-nelayan. "Sebagian besar memang usaha nelayan menangkap ikan. Kalau cuaca tak baik, menunggu nasib. Sehingga perlu ada dukungan pemda untuk mengupayakan apa yang bisa dimiliki selain melaut," tutur Agusdin.