REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) mendirikan beberapa anak usaha termasuk PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT AJB). Hal itu untuk membantu penyehatan perusahaan.
Perusahaan tersebut memiliki modal Rp 100 miliar dan masih menanti suntikkan dana Rp 2 triliun dari konsorsium. "Konsorsium baru masuk Maret, kita lihat saja," ujar Koordinator Pengelola Statuter AJBB Didi Achdijat, saat ditemui di Jakarta, Ahad, (12/2).
Ia menjelaskan, modal awal itu bersumber dari Bumiputera Investama Indonesia (BII) yang merupakan anak usaha dari Bumiputera 1912. "Sejak sekarang hingga Maret 2017 nanti, modal Rp 100 miliar saya yakin cukup untuk keberlangsungan usaha PT AJB," tutur Didi.
Anggota Pengelola Statuter representasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yusman mengaku, belum tahu siapa saja anggota konsorsium kecuali Erick Thohir. "Tapi apakah dia investor terbesar atau tidak (dalam konsorsium) saya tidak tahu, karena konsorsium kan kelompok," kata dia kepada wartawa di Jakarta, Ahad, (12/2).
Yusman menambahkan, tidak menutup kemungkinan pengusaha Ismail Ning juga salah satu anggota dari konsorsium. "Konsorsiumnya cuma satu, mungkin anggotanya yang berkembang," kata Yusman.
Menurut Yusman, Erick kemungkinan tidak akan sangat merger pada PT AJB. "Pak ET (Erick Thohir) bisnisnya banyak, kemungkinan nggak akan sangat merger di sini," kata Yusman.