Ahad 12 Feb 2017 20:28 WIB

Kementan Bantu Tangani Serangan Hama di Selatan Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani menunjukkan tanaman padinya yang rusak akibat serangan hama. (ilustrasi)
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani menunjukkan tanaman padinya yang rusak akibat serangan hama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kementerian Pertanian (Kementan) membantu penanganan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di selatan Kabupaten Sukabumi. Upaya tersebut dilakukan dengan menerjunkan tim khusus dan bantuan alat pembasmi OPT.

Sebelumnya, informasi adanya ancaman serangan OPT terjadi di selatan Sukabumi pada awal musim tanam pertama 2017. "Respons dari pemerintah cukup cepat dengan langsung mendatangi petani," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika, Ahad (12/2).

Petugas dari Kementan di Jakarta, kata dia langsung mengecek kebenaran informasi ancaman serangan OPT pada tanaman padi yang beredar di media massa. Selanjutnya petugas melakukan pemantauan tanaman padi yang ada di selatan Sukabumi terutama Surade.

Hasilnya, kata Sahlan, memang ditemukan adanya ancaman serangan OPT yang baru ditanam petani. Temuan tersebut ditindaklanjut petugas Kementan dengan melakukan bantuan penanganan pada akhir pekan lalu. Diantaranya dengan melakukan penyemprotan pestisida yang diharapkan dapat membuat serangan OPT tidak meluas dan berpengaruh pada hasil panen.

"Upaya dari Kementan ini cukup membantu petani di selatan Sukabumi," kata Sahlan.

Sahlan menuturkan para petani secara serempak menanam padi selepas panen pada pertengahan Januari 2017 lalu. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca pada awal Februari cukup mendukung dalam proses perkembangan padi. Menurut Sahlan, sebagian besar areal persawahan di selatan Sukabumi merupakan sawah tadah hujan. Alhasil, hujan yang masih mengguyur Sukabumi berpengaruh positif pada tanaman padi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement