REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz berpendapat debat calon kepala daerah DKI Jakarta yang berlangsung pada Jum'at (10/2) berjalan keras, saling serang, namun tetap substansial.
"Proses debat seperti ini masih wajar, justru dengan debat yang keras masyarakat dapat membandingkan bagaimana jawaban disampaikan para kandidat," kata Hafidz, Ahad malam.
Selain itu, calon pemilih juga mampu menilai materi jawaban dan cara untuk menyelesaikan persoalan Jakarta.
"Penyampaian ide-ide antar pasangan calon semakin memudahkan masyarakat pemilih Jakarta dalam membedakan ketiganya," pungkas Hafidz.
Lebih lanjut dia menilai, dalam debat tersebut masing-masing pasangan calon memanfaatkan momentum debat terakhir secara kuat, bahkan disampaikan dengan cara yang relatif keras dan saling menyerang antarcalon.
Materi pertanyaan yang disampaikan ke pasangan calon lain juga membuat jawabannya bisa diserang balik.
"Bahkan hingga segmen terakhir pun, pasangan calon masih menggunakan kesempatan tersebut untuk mengunggulkan dirinya, sekaligus menilai pasangan calon lain. Ketiganya memberikan pesan kepada masyarakat pemilih di akhir sesi secara komparatif," kata dia.
Meskipun demikian, kerasnya perdebatan juga menyumbang emosi positif terhadap masyarakat pemilih.
"Setelah debat kemarin, warga Jakarta sudah menentukan pilihan. Proses debat semakin meyakinkan pemilih untuk berpartisipasi di 15 Pebruari nanti," ujar Hafidz meyakinkan.