REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Pelaksana Indonesia Emas Prima (Satlak Prima) berharap Kementerian Keuangan dapat segera membuka blokir dana bagi pelatnas SEA Games XXVII di Myanmar. Sebab, bila dana tidak segera turun akan mengganggu persiapan atlet dan program yang telah dirancang.
Ketua Umum Satlak Prima, Surya Dharma mengatakan, jika turunnya dana pelatnas mundur, maka akan menyulitkan dalam mempersiapkan atlet yang akan turun di SEA Games XXVII.
"Padahal, di SEA Games kami memiliki target untuk mempertahankan gelar juara umum. Kalau tidak dibantu bagaimana targetnya bisa tercapai," ujarnya, Sabtu (9/3).
Surya menjelaskan, saat ini SEA Games sudah masuk pada persiapan khusus bagi 27 disiplin cabang olah raga. Mereka menjalani pelatnas sejak Oktober 2012.
Artinya, sudah ada beberapa cabang olahraga yang melakukan uji coba ke luar negeri dan mendatangkan pelatih asing. Sedangkan bagi 12 disiplin cabang olah raga yang baru akan dibuatkan Surat Keputusan (SK) Maret ini, harus memulai dengan persiapan umum.
Untuk sementara, PB mengeluarkan dana secara mandiri bagi cabang olah raga yang akan melakukan uji coba. Dana itu baru akan diganti setelah dana pelatnas cair.
"Penggantian mungkin tidak seratus persen, karena kami punya standar baku untuk biaya perjalanan atlet, termasuk uang saku," kata Surya.
Satlak Prima mendapatkan alokasi dana dari pemerintah sebesar Rp 250 miliar untuk persiapan enam kegiatan multievent. Dari total dana tersebut, SEA Games menjadi prioritas utama kemudian menyusul Islamic Solidarity Games (ISG).
Surya mengatakan, ISG menjadi prioritas kedua karena ajang tersebut digunakan sebagai uji coba bagi 13 disiplin olahraga yang dipertandingkan di SEA Games.