REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Maraton London akan tetap diselenggarakan pekan ini setelah pihak keamanan mengizinkannya di tengah insiden pemboman Maraton Boston yang menewaskan tiga orang.
Penyelenggara lomba maraton London mengatakan setelah berdiskusi dengan polisi dan pejabat kota maka lomba ini akan tetap dilaksanakan sesuai rencana, yaitu Minggu pekan ini.
"Dukungan yang ditawarkan kepada kami oleh para pemangku kepentingan dan banyak komunitas lari sungguh luar biasa. Kami mendapat dukungan penuh dari Polisi Metropolitan, kantor walikota dan pihak berwenang lainnya," kata Kepala Eksekutif Maraton London Nick Bitel.
Bitel menyampaikan pihaknya ingin meyakinkan kembali para penari, penonton, relawan dan siapapun yang berkaitan dengan perhelatan Maraton London bahwa panitia penyelenggara tengah melakukan upaya apapun untuk menjamin keamanan mereka.
Penyelenggara Maraton London memastikan akan ada momen mengheningkan cipta selama 30 detik sebelum lomba dimulai demi mengenang korban ledakan Boston.
Maraton London diperkirakan akan menarik 36 ribu pelari dan disaksikan setengah juta orang yang bisa saja menjadi sasaran teroris.
Berpusat di sekitar Sungai Thames, lomba akan melewati landmark-landmark terkenal London seperti Tower Bridge, Gedung Parleman dan kediaman Ratu Elizabeth II Istana Buckingham, juga Canary Wharf yang merupakan distrik bisnis terbesar di dunia.
Menteri Olahraga Hugh Robertson menyatakan London sudah berpengalaman dalam mengatasi serangan teror. "Kami sungguh percaya diri bahwa kami bisa membuat perhelatan tetap aman terkendali," katanya kepada radio BBC.
Di samping akan diikuti pelari amatir, lomba maraton ini juga diikuti para atlet kelas dunia termasuk peraih medali emas 5.000 meter dan 10 ribu pada Olimpiade London 2012 lalu, Mo Farah.