Kamis 25 Jul 2013 23:30 WIB

'Menpora Tak Lalai dalam Tragedi Nabire'

Roy Suryo (tengah)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Roy Suryo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo dipandang tak pantas atas tudingan lalai pada tragedi pertandingan tinju di Nabire yang berujung adanya korban jiwa sebanyak  18 orang.

“Kemenpora itu bertanggung jawab terhadap pembinaan olahraga, termasuk mendukung penyediaan sarana olahraga. Pada kasus Nabire, kesembronoan ada pada panitia pelaksana dan itu sudah ditunjukkan dengan ditetapkannya  Ketua Panitia Pelaksana Kejuaraan Tinju Bupati Nabire Cup 2013 sebagai tersangka oleh polisi,” kata Staf khusus bidang komunikasi Kemenpora Heru Nugroho Setio Utomo di Jakarta, dalam rilis yang diterima Republika Online, Kamis (26/7) malam.

Heru menanggapi kesimpulan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait tragedi  saat menonton pertandingan Tinju Bupati Cup di Nabire, belum lama ini. Walau dalam kesimpulannya dinyatakan kecelakaan murni, namun Komnas HAM menyatakan, hal itu disebabkan kelalaian Menpora.

Dalam pandangan Komnas HAM, tragedi itu terjadi karena ada ketidakjelasan prosedur operasi standar penyelenggaraan acara olahraga baik Peraturan Menpora maupun peraturan asosiasi olahraga termasuk Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Menpora pun dituding lalai dalam mengontrol termasuk kelaikan sarana prasarana olahraga.

Komnas HAM berkesimpulan Menpora bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan olahraga di seluruh Indonesia termasuk keselamatan suporter. Menurut Heru, panitia pelaksana wajar dimintai pertanggungjawaban karena  kapasitas gelanggang tak bisa melebihi 900 orang. “Saat pertandingan itu penonton sampai 1.500 penonton. Itu kesembronoan fatal dari panitia,” katanya.

Diyakininya, pihak aparat memberikan  izin dengan kondisi yang harus sesuai antara kapasitas gelanggang dan jumlah penonton karena sudah merupakan standar baku. “Masalahnya, panitia pelaksana bisa jadi sembrono memasukkan penonton melebihi kapasitas. Selain tidak melakukan langkah antisipasi. Aparat juga kurang ketat mengawasi pertandingan yang ditonton oleh penonton yang melebihi kapasitas gelanggang,” sesalnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement