Jumat 27 Sep 2013 23:38 WIB

Raup Lima Emas, Mesir Geser Posisi Indonesia

Islamic Solidarity Game (ISG).
Foto: ISG
Islamic Solidarity Game (ISG).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tuan rumah Indonesia hanya mampu menambah dua emas pada pertandingan hari keenam Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Palembang, Jumat, sehingga kembali tergeser ke posisi kedua oleh saingan terkuat Mesir yang meraup lima emas.

Kedua emas tersebut dihasilkan dari kolam renang melalui kayuhan perenang andalan I Gede Siman Sudartawa di nomor 100 meter gaya punggung putra dengan catatan waktu 55,69 detik dan Triady Sidiq yang finis tercepat pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra dengan catatan waktu 1:59,66 detik.

Bagi Siman, emas tersebut adalah yang pertama setelah harus puas dengan perakk pada nomor 200m gaya punggung, sementara bagi Triady emas tersebut adalah yang kedua.

Perolehan dua emas emas tersebut tetap tidak mampu mendongkrak Indonesia dari posisi ketiga dalam daftar klasemen cabang olahraga renang. Sedangkan tempat teratas masih ditempati Turki dan Malaysia yang masing-masing kokoh dengan delapan medali emas.

Namun tuan rumah Indonesia masih berpeluang memperbaiki posisi karena cabang olahraga renang masih memperebutkan 13 medali emas lagi.

Mesir yang dalam dua hari terakhir selalu membuntuti tuan rumah di peringkat kedua, akhirnya kembali menempati peringkat teratas dengan perolehan total 18 emas, 19 perak dan 16 perunggu, unggul dengan selisih dua emas dari tuan rumah Indonesia yang tergeser ke posisi kedua (16-13-19).

Negara yang sampai saat ini masih kacau akibat konflik politik itu, berhasil menambah lima medali emas pada pertandingan hari keenam pesta olahraga negara Islam tersebut.

Kelima medali emas tersebut disumbangkan oleh Halima Abdelazim Sedky Abbas dari cabang angkat besi (+75kg putri), Mohd Ehssan Attia Masaoud (+105kg putra), Mai Mustafa (renang 50m gaya bebas putri), Jehad Abdelrahman (cabang atletik di nomor lempar lembing putra) dan Mostafa Elgamel, juga dari atletik di nomor lontar martil putra.

Selain posisi posisi pertama dan kedua, tidak terjadi perubahan posisi untuk peringkat tujuh besar karena Turki, Malaysia, Iran, Azerbaijan dan Saudi Arabia masih bertahan di posisi ketiga sampai ketujuh.

Pada pertandingan hari ketujuh, Sabtu (28/9), Indonesia sudah dipastikan menambah dua medali emas karena terjadi final sesama Indonesia (All Indonesian final) di cabang tenis nomor ganda putra dan voli pantai putri.

Unggulan teratas Christopher Rungkat/Elbert Sie akan bertarung menghadapi rekan sendiri Wishnu Adi Nugroho/David Agung di Lapangan Tenis Jakabaring, sementara Dhita/Putu Dini yang (Indonesia 1) akan ditantang Nanda/Riski (Indonesia 2) di arena voli pantai.

Cabang tenis lapangan berpeluang besar untuk tampil sebagai juara umum dan bahkan menyapu bersih seluruh enam medali yang diperebutkan, setelah sehari sebelumnya berhasil mengawinkan medali emas beregu putra dan putri.

Peluang emas lainnya berasal dari tunggal putri Lavinia Tananta yang pada pertandingan final ditantang Fatman Al Nabhani (Oman).

Nomor ganda putri juga berpeluang menghadirkan final sesama Indonesia jika Lavinia Tananta/Chyntia Melita dan Heravita/Mia Sacca sukses menyingkarkan lawan-lawan mereka di semifinal.

Dominasi petenis tuan rumah semakin lengkap ketika Christopher Rungkat juga lolos semifinal menghadapi Baris Firat dari Turki.

Optimistis tim tenis Indonesia disampaikan oleh pelatih Febby Widhyanto setelah melihat hasil yang diperlihatkan para pemain di babak semifinal, terutama di kelompok putra.

"Saingan terberat Christopher di tunggal putra adalah unggulan kedua Muhammad Ghareeb dari Kuwait, tapi pemain tersebut ternyata kalah WO di semifinal akibat cedera punggung," kata Febby, mantan pemain nasional itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement