REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Di hari terakhir pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III Palembang, Sumatera Selatan cabang olahraga wushu memberikan kejutan dengan meraih gelar juara umum. Indonesia menambah perolehan dua emas dan dua perak di nomor sanda, dengan demikian wushu telah mengumpulkan sembilan emas, enam perak, dan satu perunggu.
Disusul oleh Iran dengan enam emas, dua perak, dan empat perunggu, serta Malaysia yang meraih empat emas, enam perak, dan empat perunggu. Peluang Indonesia di nomor sanda memang minim karena didominasi oleh Iran yang di atas kertas banyak memiliki atlet juara dunia.
Di nomor sanda kelas 60 kg, Hendrik Tarigan ditantang oleh atlet wushu asal Iran, Ali Yousefi yang merupakan peraih gelar juara dunia dengan meraih skor 2-0. Dengan susah payah Hendrik memukul telak lawan mainnya yang berpostur lebih besar, bahkan di babak kedua atlet asal Medan itu sempat mendapatkan perawatan medis karena pukulan lawan yang menyebabkan hidungnya mengeluarkan darah.
"Pas cedera tadi, konsentrasi saya sempat agak buyar tapi secepat mungkin saya mencoba untuk fokus dan berusaha memenangkan pertandingan," ujar Hendrik yang ditemui seusai pertandingan, Selasa (1/10).
Meskipun lawan tandingnya berpredikat juara dunia, Hendrik tak gentar dan merasa minder karena sebelumnya dia telah mempelajari kekuatan dan kelemahan lawan melalui video. Menurut Hendrik, tak ada trik khusus untuk melawan pesaing beratnya itu, dia hanya mengikuti instruksi dari pelatih dan berusaha tampil maksimal walaupun sebenarnya dia masih mengalami nyeri akibat cedera pembengkakan otot di kaki kiri ketika berlatih di Cina. Secara keseluruhan, Hendrik masih belum puas dengan penampilannya karena ada beberapa taktik dan strategi yang harus diperbaiki.
Sementara itu, di kelas 48 kg Ade Permana juga berhasil meraih medali emas setelah memukul telak pesaing beratnya asal Mesir, Ahmed Ashraf Hussien Ahmed Aly dengan nilai 2-0. Kekuatan lawan yang cukup besar membuat Ade sulit mengimbangi gerakannya, bahkan beberapa kali pelatih sempat memberikan instruksi untuk mengubah strategi. "Saya tadi mencoba ambil celah saja agar bisa mendapatkan nilai dan mengikuti strategi dari pelatih," ujar Ade.
Dua atlet wushu lainnya yakni Gunawan yang turun di kelas 52 kg harus puas dengan medali perak setelah dikalahkan oleh Moein Hajizadeh asal Iran. Sedangkan, di kelas 56 kg Harianto Jaya Putra juga mengikuti jejak rekannya mendapatkan medali perak settelah ditaklukkan oleh Ali Bakhtiarika Boutaraki asal Iran. Tambahan dua emas tersebut semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai juara umum ISG III Palembang.
Sekretaris Jendral Wushu Indonesia, Iwan Kwok mengatakan prestasi yang diraih di ISG ini adalah hasil kerja keras atlet yang sudah memulai pelatnas sejak November 2012. Pada Juli 2013 atlet pelatnas wushu sudah mulai dikirim ke Cina untuk mengikuti training camp. "Semoga di SEA Games nanti, wushu Indonesia bisa mempertahankan prestasi ini," kata Iwan.