REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW - Enam hari lagi perhelatan SEA Games akan berakhir. Tak mau kehilangan momen, saya mulai mengabadikan foto-foto pribadi sebagai kenang-kenangan.
Sekitar pukul tujuh pagi, saya bersama rekan-rekan wartawan asal Indonesia bergegas dari hotel tempat menginap menuju arena pertandingan. Biasanya, kami langsung menyeberang ke depan jalan untuk menunggu shuttle bus yang disediakan gratis oleh panita pertandingan.
Tepat di tempat kami menunggu, ada sebuah pos polisi. Sambil menunggu datangnya bus, saya pun mencoba mengabadikan momen dengan meminta foto bersama seorang polisi yang sedang berjaga.
Namun keinginan saya tidak terwujud. Sang polisi bertubuh cungkring tersebut menggelengkan kepala ketika mengajaknya berfoto bersama.
Saya sempat melobi. Namun polisi yang di seragamnya bernama Myo Zaw Tun itu tetap tidak mau. Saya tidak tahu mengapa alasannya karena ia sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris.
Shuttle bus yang kami tunggu akhirnya datang tak lama kemudian. Kami pun langsung menaiki bus tersebut untuk menuju Wunna Theikdi Sport Complex, tempat yang menjadi pusat penyelenggaraan cabang olah raga SEA Games.
Setibanya di pintu gerbang empat yang merupakan pintu terdekat dengan venue atletik, saya mencoba menuntaskan rasa penasaran untuk berfoto bersama polisi Myanmar.
Namun keinginan saya lagi-lagi tak terwujud. Seorang polisi bernama Myint Yatanar dengan tegas menolak. "No..no..no..," kata Myint sambil menggelengkan kepala.
Akan tetapi, Myint bisa sedikit memberikan jawaban mengapa menolak diajak berfoto meskipun dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Dari pemahaman saya berdasarkan keterangannya, polisi Myanmar dilarang berfoto ketika sedang menjalankan tugas.
Bila ketahuan dengan sengaja 'mejeng' di media, bisa dikenakan hukuman. "I can go to jail (saya bisa dipenjara)," dia mengungkapkan.
Mendengar pernyataan itu, saya bergegas masuk ke arena pertandingan. Saya semakin penasaran. Ketika saya kembali mencoba para petugas polisi yang berjaga di sekitar arena pertandingan, mereka juga menolak untuk diajak berfoto bersama. "Forbidden (dilarang)," kata salah satu polisi.