REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda taekwondo Indonesia, Lamting, menilai kegagalan cabang taekwondo di SEA Games 2013 Myanmar menjadi tanggung jawab kepala pelatnas dan pelatih. Alasannya para taekwondoin tersebut sudah ditempa selama tiga tahun di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) tapi tidak membawa hasil.
"Dengan waktu tiga tahun itu sudah cukup untuk mengetahui bagaimana kekuatan lawan di Sea Games," Kata Lamting, Penyandang DAN VI Kukkiwon yang dihubungi Rabu (26/12).
Lamting juga tidak setuju dengan pola pemilihan atlet. Ia menilai tim yang diberangkatkan jelas tidak berdasarkan seleksi yang benar atau lebih cenderung memilih atlet berdasarkan suka dan tidak suka, serta berdasarkan pelatih pelatnas yang notabene diambil dari pelatih pelatda di daerah asalnya.
"Kalau seperti itu pola rekrutmennya jelas itu bukan timnas, apalagi usia mereka masih di kisaran 18-25 tahunan, sudah terlalu banyak kepentingan didalam pelatnas," katanya.
Sementara itu, mantan taekwondoin nasional yang juga aktor laga Joseph Hungan, turut prihatin atas kegagalan taekwondo di Sea Games Myanmar yang terpuruk tanpa membawa medali emas.
"Saya prihatin sekali dengan hasil ini. Pada Sea Games lalu kita mendapat enam emas, kok sekarang jadi nol," kata Joseph Hungan dengan nada kecewa.
Pelatih Pomsae SEA Games 2011 Rahadewineta menilai tim Pomsae SEA Games Myanmar bukan merupakan kekuatan tim Pomsae Taekwondo sesungguhnya yang ada di Indonesia. "Jujur saya malu dengan hasil tersebut," kata Rahadewineta peraih medali perak US Open dan emas Kejuaraan Dunia Hanmadang.