REPUBLIKA.CO.ID, SOCHI -- Obor Olimpiade Musim Dingin Rusia dijadwalkan tiba di Kota Sochi pada Rabu, dua hari menjelang pembukaan olimpiade itu, dan pada hari yang sama terjadi protes global terhadap undang-undang anti-homoseks atau anti-gay yang ditetapkan pemerintah Rusia.
Obor olimpiade itu akan dibawa berkeliling di dalam dan sekitar Kota Sochi selama tiga hari kedepan, termasuk hari Jumat sampai akhirnya tiba di stadion Fisht untuk menyalakan kaldron Olimpiade.
Stadion Fisht terletak sekitar 40 kilometer di selatan pusat kota Sochi, dan pada hari-hari berikutnya obor itu akan dibawa oleh beberapa orang pelari serta dibawa oleh kereta api, kapal layar, dan bahkan mungkin dibawa oleh lumba-lumba di Laut Hitam.
Pembawa obor Olimpiade Rusia itu juga terdiri dari para pejabat dunia internasional, seperti Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, serta tokoh-tokoh olah raga Rusia, seperti juara lompat galah Elena Isinbayeva.
Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi para atlet yang akan menetap di villa-villa olimpiade, dimana para petugas setempat buru-buru melakukan sentuhan akhir menjelang upacara pembukaan olimpiade yang dilaksanakan di Stadion Fisht pada Jumat (7/2).
Olimpiade yang telah menghabiskan biaya hingga 50 miliar dolar AS tersebut telah lama dibayangi aksi protes terhadap undang-undang di Rusia yang melarang adanya propaganda gay untuk anak di bawah umur.
Kelompok hak asasi gay "All Out" mengorganisir aksi protes di 19 kota di seluruh dunia - termasuk Saint Petersburg di Rusia tetapi tidak di Sochi. "All Out" mendesak para sponsor olimpiade segera memecah keheningan mereka" terhadap undang-undang anti-gay yang kontroversial itu.
"Ini adalah saat yang tepat untuk mendorong para sponsor menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk menyerukan pembatalan undang-undang diskriminatif ini," kata juru bicara All Out.